Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memberikan sinyal akan mengumumkan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) di awal pekan ini. Langkah pemerintah itu dinilai akan berdampak positif ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam jangka pendek.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan langkah pemerintah akan menurunkan harga BBM akan disambut positif pelaku pasar. Hal itu karena akan membantu meningkatkan daya beli masyarakat yang cenderung melambat. Apalagi memang harga minyak dunia cukup lama berada di posisi rendah seharusnya juga berdampak ke harga bahan bakar minyak (BBM).
Baca Juga
Satrio menilai, rencana pemerintah menurunkan harga BBM tersebut juga berdampak ke IHSG pada Senin pekan ini. Pada pukul 10.25 WIB, IHSG naik 103 poin atau 2,45 persen ke level 4.310,96. "Pelaku pasar respons positif. Saham-saham terkait inflasi naik termasuk perbankan yang cukup kuat," kata Satrio.
Advertisement
Hal senada dikatakan Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee. Ia menuturkan, ekonomi Indonesia cenderung melambat seiring daya beli masyarakat melemah. Karena itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pun diperkirakan masih rendah, dan diprediksi berlanjut hingga tahun depan.
Hingga semester I 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sekitar 4,7 persen. Untuk mengatasi hal itu, Hans menilai salah satu cara langkah cepat dengan menurunkan harga BBM.
"Dengan daya beli menurun maka salah satu cara cepat mengatasinya dengan menurunkan harga BBM. Akan tetapi penurunan harga BBM juga dapat jadi bumerang karena kalau dinaikkan kembali akan sulit. Selain itu meski harga minyak dunia turun tetapi juga nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat," ujar Hans saat dihubungi Liputan6.com, Senin (5/10/2015).
Meski demikian, Hans memprediksi penurunan harga BBM dapat berdampak positif ke IHSG untuk jangka pendek. Dengan penurunan harga BBM dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Hal itu diharapkan juga berpengaruh ke laba emiten.
Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan meski harga BBM turun untuk menstimulasi daya beli masyarakat sebaiknya penurunan harga BBM tidak terlalu besar.
"Kalau harga BBM turun terlalu besar maka anggaran pemerntah akan membengkak," kata David.
Para analis ini pun menilai dengan harga BBM turun dapat berdampak positif ke sejumlah sektor seperti perbankan, barang konsumsi dan ritel. "Dengan harga BBM turun diharapkan konsumsi masyarakat meningkat sehingga berdampak ke sektor saham barang konsumsi. Selain itu juga sektor perbankan yang berkaitan dengan inflasi," kata Satrio.
Sektor-sektor saham tersebut juga diprediksikan mendorong pergerakan IHSG hingga akhir tahun 2015. Hans memprediksi, IHSG akan berada di kisaran 4.600 dengan sentimen tersebut.
Hans menilai meski ada sentimen positif untuk jangka pendek dengan penurunan harga BBM, pelaku pasar juga harus mencermati langkah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve.
"Bila suku bunga bank sentral AS masih ditahan hingga Desember maka menambah ketidakpastian. Karena itu, IHSG akan berada di kisaran 4.300 hingga akhir tahun," kata Hans.
Saat ini harga Premium dipatok Rp 7.400 dan solar Rp 6.900 per liter. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) telah melemah sekitar 17 persen dari posisi Rp 12.440 per dolar Amerika Serikat pada 31 Desember 2014 menjadi Rp 14.657 per dolar AS pada 30 September 2015.
Harga minyak dunia terutama harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) berada di kisaran US$ 87 per barel pada November 2014. Di awal Oktober 2015, harga minyak acuan AS berada di kisaran US$ 45,54. (Ahm/)