Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat di awal pekan perdagangan saham seiring kenaikan harga minyak mendorong saham energi. Ditambah sentimen investor bertaruh kalau bank sentral AS atau The Federal Reserve belum akan menaikkan suku bunganya pada 2015.
Pada penutupan perdagangan saham Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 304,06 poin atau 1,85 persen ke level 16.776,43. Diikuti indeks saham S&P 500 menguat 35,69 poin atau 1,83 persen ke level 1.987,05. Indeks saham Nasdaq bertambah 73,49 poin atau 1,56 persen ke level 4.781,26.
Baca Juga
Indeks saham S&P 500 pun melanjutkan kenaikan dalam lima hari berturut-turut. Hal itu dipicu kenaikan di sektor saham industri, energi, telekomunikasi dan bahan baku. Hasil rilis data pekerja AS di sektor non pertanian dan pemerintah memberikan sentimen positif ke pelaku pasar.
Advertisement
Penyerapan data tenaga kerja di sektor non pertanian dan pemerintah mencapai 142 ribu pada September 2015 dari prediksi sekitar 201 ribu. Dengan rilis data ekonomi itu meningkatkan prospek kalau kenaikan suku bunga bank sentral AS atau The Federal Reserve akan tertunda.
"Jumlah pengangguran sudah terjawab jadi bank sentral AS masih akan mempertahankan suku bunga rendah lebih lama," ujar Stephen Massocca, Direktur Wedbush Management LLC, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (6/10/2015).
The Federal Reserve belum menaikkan suku bunga sejak Juni 2006. Bahkan The Federal Reserve tetap mempertahankan suku bunga rendah pada pertemuan September setelah ada spekulasi kalau suku bunga The Federal Reserve akan naik. Kebijakan bank sentral AS ini mempertimbangkan prospek ekonomi dan gejolak bursa saham global.
Penguatan indeks saham acuan juga dipicu dari kenaikan 10 sektor saham di indeks S&P. Saham GE naik 5,3 persen.Sektor saham energi melonjak 3 persen didorong oleh kenaikan harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik 1,6 persen.Sementara itu, indeks Nasdaq sektor saham bioteknologi turun 0,7 persen di tengah kekhawatiran investor tentang peraturan harga obat.
AS dan negara-negara pasifik mencapai kesepakatan liberalisasi perdagangan sehingga membuat harapan kelompok turun untuk perlindungan paten obat. Investor pun mulai mempertimbangkan sentimen rilis kinerja keuangan perusahaan pada kuartal III 2015. Adapun volume perdagangan saham tercatat sekitar 7,86 miliar saham di bursa saham AS. Angka ini di atas rata-rata perdagangan saham sekitar 7,32 miliar saham. (Ahm/Igw)