Sukses

Laju IHSG Bakal Bervariasi Diwarnai Aksi Ambil Untung

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan ditopang penguatan rupiah dan aliran dana investor asing ke pasar modal Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini seiring  aliran dana investor asing perlahan-lahan mulai masuk ke pasar modal Indonesia.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan aliran dana investor yang bertahap masuk ke pasar modal Indonesia menunjukkan kalau daya tarik pasar modal Indonesia masih cukup baik di tengah berbagai sentimen negatif yang beredar. Pelaku pasar pun diharapkan tetap tenang walau kondisi IHSG naik kencang.

"IHSG masih berpotensi menguat dengan level resistance 4.511 dan support 4.325 pada perdagangan saham Rabu pekan ini," ujar William dalam ulasannya, Rabu (7/10/2015).

Sementara itu, Analis PT Reliance Securites, Lanjar Nafi mengatakan, IHSG berpeluang tertekan diwarnai aksi ambil untung. Hal itu itu mengingat secara teknikal IHSG gagal menguji level resistance. Ditambah secara indikator teknikal, IHSG berada di area jenuh beli."IHSG akan bergerak di kisaran 4.345-4.455," tutur Lanjar.

Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, kalau IHSG akan bervariasi di kisaran 4.414-4.480 pada Rabu pekan ini.

Untuk rekomendasi saham, William memilih saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).

Pada penutupan perdagangan saham Selasa 6 Oktober 2015, IHSG menguat 102 poin atau 2,35 persen ke level 4.445. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat sebesar 1,81 persen di level 14.241 juga telah menambah antusias investor asing kembali  melakukan aksi beli. Investor asing catatkan aksi beli mencapai Rp 844 miliar.Penguatan IHSG juga ditopang dari bursa saham Asia menguat.

Hal itu seiring penguatan mata uang terhadap dolar AS dan optimisme pelaku pasar terhadap hasil kesepakatan Trans-Pacific Partnership yang menguntungkan Jepang dan Australia. Perjanjian perdagangan ini terbesar dalam sejarah. (Ahm/Igw)