Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia bergerak volatile pada perdagangan saham Rabu pekan ini seiring pelaku pasar merespons bursa saham Amerika Serikat (AS) tertekan lantaran aksi jual yang terjadi di bursa saham. Investor juga menunggu rilis data konsumen China.
Indeks saham MSCI Asia Pacifik di luar Jepang melemah 0,3 persen. Diikuti indeks saham Jepang Nikkei melemah 1,1 persen. Indeks saham Australia melemah 0,4 persen. Diikuti indeks saham Korea Selatan atau Kospi turun 0,5 persen. Indeks saham Selandia Baru/NZX 50 naik 0,3 persen.
Baca Juga
Tekanan di bursa saham Asia ini juga tak lepas dari bursa saham AS melemah. Indeks saham Dow Jones melemah 49,97 poin atau 0,29 persen menjadi 17.081,89. Diikuti indeks saham S&P 500 susut 13,77 poin atau 0,68 persen ke level 2.003,69. Indeks saham Nasdaq tergelincir 42,03 poin atau 0,87 persen ke level 4.796,61.
Advertisement
Sementara itu, indeks harga konsumen China akan dirilis usai perdagangan saham. Analis IG Evan Lucas mengatakan, hal tersebut dapat menjadi pendorong indeks saham sehingga mengetahui apa yang akan dilakukan bank sentral China.Di sisi lain lain di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global, Otoritas Moneter Singapura akan melonggarkan kebijakan moneternya untuk kedua kali pada tahun ini dengan memperlambat laju apresiasi dolar Singapura.
"China tetap menjadi sumber perdebatan di bursa saham. Kini pelaku pasar menantikan kebijakan dari bank sentral China," ujar Lucas, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (14/10/2015).
Di pasar komoditas, harga minyak masih di bawah tekanan seiring laporan Badan Energi Internasional yang masih menghidupkan kembali kekhawatiran pasokan minyak yang membanjiri pasar. Harga minyak Brent turun 0,2 persen menjadi US$ 49,16 per barel. Sementara itu, harga minyak jenis acuan Amerika Serikat susut 0,1 persen menjadi US$ 46,62 per barel. (Ahm/Ndw)