Sukses

XL Axiata Percepat Pelunasan Utang ke Dua Bank

PT XL Axiata Tbk telah melunasi utang sekitar US$ 480 juta hingga kini, dan perseroan aktif untuk kurangi beban pinjaman dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - PT XL Axiata Tbk (EXCL) mempercepat pelunasan pinjaman sebesar US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,02 triliun (asumsi kurs Rp 13.520 per dolar Amerika Serikat). Pinjaman itu berasal dari bank UOB sebesar US$ 50 juta dan Standard Chartered Bank sebesar US$ 100 juta.

Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk, Dian Siswarini menuturkan, pihaknya terus berupaya memperkuat posisi keuangan perusahaan melalui perubahan pinjaman ke mata uang Rupiah serta melakukan percepatan pelunasan pinjaman dolar Amerika Serikat (AS).

"Ini merupakan bagian dari rangkaian inisiatif perusahaan untuk secara proaktif mengurangi beban kurs sehingga bisa meningkatkan kinerja pengelolaan neraca keuangan," kata Dian seperti dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (19/10/2015).

Pelunasan pinjaman sebesar US$ 50 juta kepada bank UOB dilakukan dengan kas internal. Perseroan juga telah melakukan penarikan pinjaman sebesar Rp 1,5 triliun dari BCA. Pinjaman ini akan digunakan untuk melunasi pinjaman dari Standard Chartered sebesar US$ 100 juta.

"Hingga kini PT XL Axiata Tbk telah melakukan pelunasan hutang sebesar US$ 480 juta atau sekitar Rp 6,48 triliun (asumsi kurs Rp 13.516 per dolar AS), yang merupakan rangkaian dari berbagai inisiatif yang secara proaktif dilakukan untuk mengurangi beban pinjaman dolar AS," kata Dian.

Manajemen PT XL Axiata Tbk aktif memperkuat posisi keuangan perusahaan melalui rangkaian inisiatif pengelolaan neraca keuangan yang mencakup pengurangan risiko terhadap pergerakan nilai tukar mata uang asing.

Sebelumnya PT XL Axiata Tbk telah mempercepat pelunasan atas pinjaman dari bank UOB sebesar US$ 100 juta pada 18 September 2015 yang merupakan bagian dari pinjaman eksternal dalam dolar AS yang tidak memiliki lindung nilai (hedging) pada neraca keuangan perseroan.

Perseroan juga mengumumkan konversi atas pinjaman dari BTMU sebesar US$ 180 juta ke dalam mata uang rupiah pada 1 Oktober 2015. Ini juga sekaligus percepatan pelunasan atas pinjaman sebesar US$ 50 juta dari bank UOB. (Ahm/Igw)