Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menetapkan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebagai pimpinan konsorsium untuk menggarap proyek kereta cepat. Dengan kehadiran proyek kereta cepat ini diharapkan dapat memberikan sentimen positif untuk sejumlah emiten terutama properti.
Mengutip riset PT Sucorinvest Gani, Senin (19/10/2015), proyek kereta cepat ini akan menelan biaya Rp 78 triliun. Waktu pengerjaan proyek kereta cepat ini mencapai tiga tahun untuk konstruksi.
Baca Juga
Proyek kereta cepat ini diharapkan dapat menambah pendapatan bagi PT Wijaya Karya Tbk pada semester II 2016.Dengan ada pengerjaan proyek kereta cepat ini juga diharapkan dapat berdampak positif untuk ke sejumlah emiten. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) juga diperkirakan mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut.
Advertisement
Riset PT Sucorinvest Gani menyebutkan, PT Wijaya Karya Beton Tbk akan mengumpulkan pendapatan mencapai Rp 7 triliun selama periode pengerjaan proyek tersebut.Selain PT Wijaya Karya Tbk, emiten mendapatkan sentimen positif yaitu PT Summarecon Agung Tbk.
Perusahaan properti ini telah menyasar ekspansi ke Jawa Barat. Dengan proyek PT Summarecon Agung Tbk yang akan dimulai pada akhir 2015, dan selesai akhir 2018 maka proyek tersebut telah mendapatkan dukungan dari proyek infrastruktur yaitu kereta cepat dan jalan tol Pandelunyi.PT Summarecon Agung Tbk memiliki cadangan lahan sekitar 331 hektar (ha), dan ini terbesar di antara pengembang utama lainnya.
Lokasi proyek perseroan berada di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, atau sekitar 12 kilometer (KM) dari kota Bandung. Diharapkan marketing sales atau pra penjualan dari proyek di Bandung mencapai Rp 800 miliar pada tahun pertama. Saat ini proyek di Bandung itu akan dimulai, dan menunggu izin pemerintah.
Pada penutupan perdagangan saham Senin pekan ini, saham PT Summarecon Agung Tbk naik 7,69 persen ke level Rp 1.400 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 2.812 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 31,4 miliar. (Ahm/Igw)