Sukses

Transaksi Perdagangan Saham Sampoerna Tertinggi dalam 10 Tahun

Transaksi saham PT HM Sampoerna Tbk sempat mencapai 522.000 saham dengan transaksi harian Rp 45,9 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) ditutup naik 5,78 persen ke level Rp 92.400 per saham pada perdagangan saham sesi pertama Selasa (20/10/2015).

Harga saham PT HM Sampoerna Tbk sempat sentuh level tertinggi Rp 96.000 dan terendah Rp 87.000 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 371 kali dengan volume perdagangan saham 1.397. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 12,6 miliar.

Analis PT KDB Daewoo Securities Indonesia, Taye Shim menuturkan dalam ulasannya, volume transaksi perdagangan saham PT HM Sampoerna Tbk sempat mencapai 5.220 lot atau 522.000 saham pada 19 Oktober 2015. Transaksi volume perdagangan saham tersebut tertinggi sejak 6 Mei 2005. Nilai transaksi harian saham PT HM Sampoerna Tbk mencapai Rp 45,9 miliar.

"Transaksi volume perdagangan saham tersebut dengan paling aktif dibeli oleh investor asing," ujar Taye Shim.

Lebih lanjut ia mengatakan, refloat saham PT HM Sampoerna Tbk kemungkinan menjadi pemicu positif untuk masuk ke indeks MSCI Emerging Market.

"Dalam pandangan kami, PT HM Sampoerna Tbk dapat masuk ke indeks MSCI emerging market, dan ini jadi katalis positif untuk harga saham," kata Taye Shim.

Seperti diketahui, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menawarkan saham baru (rights issue) sebesar 269.723.076 saham dengan metode Hak Memesan Efek terlebih Dahulu (HMETD).

Dalam aksi korporasi ini, perseroan menargetkan bisa mengumpulkan dana Rp 20,77 triliun.Presiden Direktur HM Sampoerna, Paul Norman Janelle mengatakan, pemegang saham telah menyetujui aksi korporasi tersebut.

Dalam rights issue harga yang ditawarkan PT HM Sampoerna Tbk mencapai 77 ribu per lembar saham total dana yang peroleh dari penawaran saham terbatas tersebut mencapai Rp 20,768 triliun.

"Jadi pada hari ini telah disepakati terkait dengan rencana panawaran umum terbatas," kata Paul.

Paul menambahkan, dana yang terhimpun tersebut akan digunakan sebagai modal kerja perusahaan diantaranya adalah pembelian tembakau dan cengkeh. Jangka waktu penawaran dilakukan mulai 26 hingga 30 Oktober 2015.

"Total dana dihasilkan Rp 20,77 triliun dan semua dana akan dihasilkan dari penawaran ini akan digunakan untuk modal kerja perusahaan," tutur Paul.

Paul mengungkapkan, saat ini total saham yang dimiliki PT Philips Moris Indonesia mencapai 98,18 persen sedangkan pemegang saham minoritas mencapai 1,82 persen.

Penawaran umum terbatas yang dilakukan oleh HM Sampoerna tersebut bentuk ketaatan pada ketentuan Bursa Efek Indonesia yang mewajibkan perusahaan terbuka yang terdaftar untuk memenuhi setidaknya 7,5 persen kepemilikan publik. (Ahm/Igw)