Sukses

Garuda Indonesia Kantongi Laba Rp 681 Miliar

Kinerja laba PT Garuda Indonesia Tbk juga ditopang dari kenaikan pendapatan menjadi US$ 2,84 miliar hingga kuartal III 2015.

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membukukan kinerja positif hingga September 2015. Perseroan mencatatkan laba yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai US$ 50,12 juta atau sekitar Rp 681,74 miliar (asumsi kurs Rp 13.559 per dolar Amerika Serikat) hingga kuartal III 2015.

Kenaikan laba bersih itu didukung dari pendapatan naik tipis 0,50 persen menjadi US$ 2,84 miliar atau sekitar Rp 38,71 triliun hingga kuartal III 2015. Perseroan membukukan pendapatan US$ 2,83 miliar atau Rp 38,50 triliun hingga kuartal III 2014.

Kenaikan pendapatan itu ditopang dari penerbangan tidak berjadwal naik 64,64 persen menjadi US$ 176,36 juta hingga kuartal III 2015. Selain itu, perseroan juga dapat menurunkan beban usaha turun 9,48 persen menjadi US$ 2,78 miliar selama sembilan bulan pertama tahun 2015.

Akan tetapi, perseroan mengalami kerugian selisih kurs menjadi US$ 33,97 juta hingga kuartal III 2015 dari periode sama tahun sebelumnya untung US$ 14,51 juta.PT Garuda Indonesia Tbk juga mencatatkan total liabilitas jangka pendek turun menjadi US$ 1,10 miliar pada 30 September 2015 dari periode 31 Desember 2014 US$ 1,21 miliar.

Total liabilitas jangka panjang naik menjadi US$ 1,10 miliar pada 30 September 2015 dari periode 31 Desember 2015 menjadi US$ 1,01 miliar. Total aset mencapai US$ 3,08 miliar pada 30 September 2015. Perseroan mengantongi kas sebesar US$ 409,45 juta pada 30 September 2015.

"Peningkatan kinerja ini dapat kita capai berkat penerapan strategi pengembangan bisnis melalui program quick wins, serta melalui disiplin efisiensi biaya ketat yang dilaksanakan secara berkelanjutan sejak awal tahun 2015," kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Arif Wibowo.

Arif menambahkan, merupakan prestasi tersendiri apa yang dicapai Garuda Indonesia ditengah industri penerbangan tengah menghadapi berbagai tantangan‎ mulai dari perlambatan perekonomian, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan bertubi tubinya bencana alam yang terjadi di Indonesia.

Pada kuartal III 2015, Perseroan berhasil mengangkut 17,69 juta penumpang, terdiri dari 14,51 juta penumpang domestik dan 3,18 juta penumpang internasional. Sementara itu, Citilink Indonesia berhasil mengangkut 6,87 juta penumpang pada periode Januari-September 2015, naik 28,8 persen.

Frekuensi penerbangan Garuda Indonesia dan Citilink di sektor domestik dan internasional meningkat dari 165.642 penerbangan per kuartal III 2014 menjadi 186.105 penerbangan pada periode yang sama tahun ini.

Adapun tingkat isian penumpang menjadi 77,3 persen per September 2015 dibandingkan periode serupa tahun lalu, yakni 70,7 persen.Garuda Indonesia juga berhasil meningkatkan tingkat isian penumpang menjadi 77,3 persen pada tahun 2015 dibanding dengan periode yang sama di tahun sebelumnya hanya 70,7 persen. Sedangkan tingkat ketepatan waktu penerbangan (OTP) pada 2015 mencapai 88,2 persen, dengan utilitas pesawat sebesr 9:11 jam. (Yas/Ahm)