Liputan6.com, Jakarta - Total nilai penawaran saham perdana/initial public offering (IPO) mencapai Rp 9,02 triliun hingga September 2015 dari 10 emiten yang mencatatkan saham di pasar modal Indonesia dan dua emiten yang melakukan pencatatan kembali (relisting).
Angka tersebut hampir menyamai posisi perolehan dana lewat IPO pada 2014 sebesar Rp 9,12 triliun. Selain itu, total dana diperoleh dari hasil penawaran umum terbatas/rights issue mencapai Rp 14,26 triliun dan waran sebesar Rp 770 miliar. Jadi total dana yang diperoleh dari pasar modal mencapai Rp 24,09 triliun hingga 23 Oktober 2015.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat menuturkan saat ini ada 11 perusahaan sedang dalam proses IPO. Bila proses IPO tersebut berjalan lancar maka diperkirakan ada sekitar 9 hingga 10 perusahaan yang akan mencatatkan saham di pasar modal Indonesia pada 2015.
Advertisement
"Sebagian besar perusahaan itu memakai buku Juni 2015," ujar Samsul saat dihubungi Liputan6.com, yang ditulis Minggu (25/10/2015).
Samsul menuturkan, meski ekonomi melambat dan kondisi IHSG bergejolak tak menjadikan hal itu jadi kendala bagi perusahaan untuk IPO. Ada pun salah satu perusahaan yang akan gelar IPO pada tahun yaitu dari grup Kino. "Iya salah satu ada PT Kino Indonesia," kata Samsul.
Sebelumnya dikabarkan grup Kino, produsen barang konsumsi telah melakukan pra penawaran umum saham perdana di sejumlah negara. Dalam pelaksanaan IPO ini, perseroan telah menunjuk Credit Suisse, Deutsche Bank, dan PT Indo Premier securities sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Selain grup Kini, ada sejumlah perusahaan yang dikabarkan dalam proses IPO antara lain Internux, Summarecon Invesment Property, dan Bank Artos. (Ahm/Igw)