Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Indonesia (Persero) mencatat pendapatan Rp 19,11 triliun pada kuartal III 2015. Pendapatan tersebut turun 1,2 persen jika dibanding periode yang sama 2014 yang tercatat Rp 19,35 triliun‎.
Direktur Utama Semen Indonesia, Suparni mengungkapkan, penurunan pendapatan tersebut dipengaruhi oleh kenaikan beban pokok sebesar 6,5 persen dari Rp 10,90 triliun pada triwulan III 2014 menjadi Rp 11,60 triliun pada triwulan III 2015.
Beban pokok perseroan mengalami kenaikan karena adanya peningkatan tarif listrik beban pen‎yusutan karena mulai beroperasinya fasilitas baru.
"Selain itu beban raw material (bahan baku), nilai kurs yang berdampak pada biaya pemeliharaan dan pengemasan, serta kenaikan beban produksi," kata Suparni, di Jakarta, Kamis (29/10/2015).
Sukarni menambahkan, total volume penjualan Semen Indonesia hingga September 2015 mencapai 20,29 juta ton, penjualan tersebut menurun sebesar 1,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 20,69 juta ton.
Penjualan tersebut, termasuk volume penjualan Semen dalam negeri mencapai 18,27 juta ton atau turun 3,5 persen dibanding periode yang sama tahun 18,92 juta ton.
Sedangkan penjualan ekspor perseroan tercatat 697,56 ribu ton meningkat 47,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 472,92 ribu ton.
"Menurunnya pertumbuhan ekonomi semester I 2015 juga berpengaruh ‎terhadap konsumsi semen dalam negeri, yang mengalami penurunan sebesar 0,9 persen atau 42,58 juta ton dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 42,99 juta ton," tuturnya.
Suparni mengungkapkan, laba usaha Semen Indonesia pada triwulan III 2015 mencapai Rp 4,10 trilin turun 19,8 persen dibanding periode yang sama 2014 sebesar Rp 5,11 triliu.
Pendapatan Semen Indonesia Turun 12%
Penjualan ekspor Semen Indonesia di Kuartal III 2015 tercatat 697,56 ribu ton, meningkat 47,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Advertisement