Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada sesi awal perdagangan Jumat pekan ini. Pelaku pasar menunggu pengesahan RAPBN 2016.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Jumat (30/10/2015) IHSG melemah 9,05 poin atau 0,20 persen ke level 4.462,97. Indeks saham LQ45 merosot 0,30 persen ke level 763,20.
Tekanan kepada IHSG ini berlanjut pada pukul 09.00 WIB. IHSG merosot 22,60 poin atau 0,51 persen ke level 4.448,72. Indeks saham LQ45 susut 0,65 persen ke level 760,64. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.
Ada sebanyak 70 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 46 saham menghijau dan 46 saham lainnya diam di tempat.
IHSG sempat berada di level tertinggi 4.463,80 dan terendah 4.445,86. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 12.011 kali dengan volume perdagangan saham 255,16 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 296,20 miliar.
Secara sektoral, sepuluh sektor saham melemah hanya ada dua yang mampu menguat sedangkan lainnya melemah. Sektor yang menguat adalah sektor perkebunan yang naik 0,26 persen dan sektor aneka industri yang menguat 0,70 persen.
Sektor saham industri dasar turun 1,25 persen, diikuti sektor saham keuangan yang susut 1,25 persen juga dan sektor saham manufaktur merosot 0,22 persen.
Investor asing melakukan aksi jual di awal sesi. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 60 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 60 miliar.
Sedangkan saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak IHSG antara lain saham CTTH naik 11,11 persen ke level Rp 51 per saham, saham MDRN menguat 8 persen ke level Rp 162 per saham, dan saham BKSW menanjak 5,71 persen ke level Rp 333 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham SMMT turun 9,85 persen ke level Rp 344 per saham, saham SMDM susut 9,47 persen ke level Rp 82 per saham, dan saham SIAP melemah 9,42 persen ke level Rp 125 per saham.
Analis PT BNI Securities, Dessy Lapagu menjelaskan, indeks bursa global pada perdagangan semalam mencatatkan rata-rata pelemahan. Sentimen negatif mengacu pada perhatian investor yang tertuju pada kenaikan tingkat suku bunga yang kemungkinan terjadi pada Desember 2015 mendatang.
Laporan indikator perekonomian Amerika Serikat (AS) tercatat kurang menggembirakan. GDP AS hanya mampu tumbuh 1,5 persen di bawah konsensus yang sebesar 1,7 persen dan periode sebelumnya yang sebesar 3,9 persen.
Klaim pengangguran AS tercatat 260 ribu per Oktober 2015 atau naik tipis dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 259 ribu namun masih di bawah konsensus yang sebesar 265 ribu.
"Di sisi lain, investor di bursa Asia juga masih menunggu keputusan kebijakan moneter yang akan dilakukan oleh Bank of Japan," jelasnya.
Pada bursa domestik, IHSG kamis bergerak negatif sepanjang perdagangan dan ditutup turun hingga 3 persen ke level 4.472 dengan net sell asing mencapai Rp 999 miliar.
Pelemahan terjadi pada semua sektor dengan pelemahan tertinggi terjadi pada sektor industri dasar yang turun hingga 4,9 persen.
"Kenaikan bursa regional tidak mampu mengangkat IHSG di tengah rilis laporan keuangan para emiten yang masih di bawah ekspektasi para investor," tambahnya.
Selain itu, proses pertemuan mengenai RAPBN 2016 juga menjadi perhatian investor. Secara teknikal IHSG hari ini berpotensi melanjutkan pelemahan dengan rentang 4.420 hingga 4.550. (Gdn/Zul)
Menunggu Pengesahan RAPBN 2016, IHSG Dibuka Turun ke 4.448,72
Ada sebanyak 70 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 46 saham menghijau dan 46 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement