Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal memasukkan saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dalam penghitungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Penghitungan itu dilakukan secara bertahap mengingat kapitalisasi pasar saham perseroan cukup besar.
Pelaksanaan penawaran umum terbatas atau rights issue PT HM Sampoerna Tbk menambah kapitalisasi pasar saham perseroan. Perseroan telah memperoleh dana segar sekitar Rp 20,76 tirliun dalam rangka rights issue.
Langkah rights issue itu dilakukan untuk memenuhi persyaratan minimum pencatatan saham beredar atau free float dari 1,182 persen menjadi 7,5 persen. Per akhir Oktober 2015, kapitalisasi pasar saham PT HM Sampoerna Tbk tercatat Rp 428 triliun atau 9,1 persen dari total kapitalisasi pasar saham BEI sekitar Rp 4.702 triliun.
Advertisement
Karena itu, BEI akan memasukkan saham PT HM Sampoerna Tbk secara bertahap. Pertama, jumlah saham perseroan yang diperhitungkan dalam indeks mencapai 25 persen pada 4 November 2015. Kemudian bobot jumlah saham PT HM Sampoerna Tbk yang diperhitungkan dalam indeks mencapai 50 persen pada 18 November 2015, dan mencapai 75 persen dalam indeks saham pada 2 Desember 2015. Jumlah saham PT HM Sampoerna Tbk yang diperhitungkan dalam indeks saham mencapai 100 persen pada 16 Desember 2015.
"Kapitalisasi pasar saham PT HM Sampoerna Tbk yang relatif besar dan untuk menjaga tidak terjadinya fluktuasi indeks yang signifikan," ujar Kepala Divisi Operasional Perdagangan BEI Eko Siswanto, seperti ditulis Senin (2/11/2015).
Baca Juga
Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo mengatakan, proses rebalancing portofolio saham PT HM Sampoerna Tbk ini juga turut mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Hal itu lantaran para manajer investasi mulai memasukkan saham HMSP dalam portofolionya, dan mulai melepas saham berkapitalisasi besar. Akhirnya hal itu turut menekan IHSG. Pada akhir pekan lalu, IHSG ditutup melemah terbatas 0,38 persen ke level 4.455,18.
"Para manajer investasi tak ingin kinerja sahamnya dikalahkan oleh IHSG sehingga mereka mulai melepas saham kapitalisasi besar lainnya. Ini juga membuat IHSG bermasalah dalam beberapa hari ini," kata Satrio saat dihubungi Liputan6.com.
Satrio menuturkan, sentimen proses rebalancing portofolio saham PT HM Sampoerna Tbk yang menjadi dominan pengaruhnya. Karena itu, pergerakan IHSG masih dipengaruhi sentimen tersebut.
"Secara sentimen domestik ini sangat besar. IHSG alami koreksi selama tiga hari kemarin. Manajer investasi tak mau kinerjanya di bawah IHSG sehingga pasti lepas saham yang lain," kata Satrio.
Terkait kinerja keuangan hingga September 2015, PT HM Sampoerna Tbk mencatatkan laba turun tipis 0,77 persen menjadi Rp 7,59 triliun. Padahal pendapatan naik 9,91 persen dari Rp 59,60 triliun hingga September 2014 menjadi Rp 65,15 triliun. Beban pokok penjualan naik 11,61 persen dari Rp 44,59 triliun menjadi Rp 49,77 triliun hingga kuartal III 2015.
Laba kotor naik tipis 4,8 persen menjadi Rp 15,74 triliun hingga kuartal III 2015. Beban penjualan naik menjadi Rp 4,18 triliun hingga kuartal III 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,65 triliun. Beban umum naik menjadi Rp 1,13 triliun. (Ahm/Igw)