Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) anjlok pada Jumat (Sabtu pagi WIB), membawa indeks utama mencetak penurunan mingguan pertama selama hampir dua bulan.
Dilansir dari Wall Street Journal, Sabtu (14/11/2015), indeks Dow Jones Industrial Average turun 203 poin atau 1,2 persen ke 17245. Indeks S&P 500 kehilangan 1,1 persen, terbebani oleh penurunan saham ritel, dan Nasdaq Composite turun 1,5 persen.
Sepanjang pekan ini, indeks Dow Jones turun 3,7 persen dan S&P tergelincir 3,6 persen.
Pasar saham di seluruh dunia turun tajam minggu ini karena investor bersiap untuk menghadapi keputusan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku acuannya paling cepat pada Desember 2015, yang akan menandai kenaikan pertama sejak tahun 2006.
Sekitar 92 persen dari pebisnis dan ekonom akademik yang disurvei oleh The Wall Street Journal mengatakan mereka berharap The Fed untuk menaikkan suku bulan depan. Kebijakan moneter yang longgar telah mendorong bursa saham dalam beberapa tahun terakhir.
"Pasar harus siap berjuang menghadapi kenyataan bahwa tak ada lagi suku bunga nol persen," ungkap Kepala Investasi di PNC Wealth Management, Jim Dunigan.
Sektor konsumen S&P mengalami penurunan terbesar pada hari ini dengan turun 2,7 persen, didorong oleh pelemahan laba dari segelintir emiten dan laporan mengenai data belanja konsumen AS.
Saham-saham telah tergelincir 4,6 persen sepanjang minggu ini, mencetak persentase penurunan terbesar sejak akhir Agustus.
Advertisement
Departemen Perdagangan AS melaporkan data penjualan AS di toko-toko ritel dan restoran naik 0,1 persen pada Oktober dari bulan sebelumnya. Dalam dua bulan terakhir, penjualan ritel AS mendatar. Para ekonom mengharapkan adanya kenaikan 0,3 persen pada bulan lalu. (Ndw/Igw)