Sukses

Keputusan Bank Sentral Jepang Bikin IHSG Dibuka Melemah

Secara sektoral, dari 10 sektor saham, terdapat 4 sektor saham yang melemah dan 6 sektor saham yang menguat.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Kami pekan ini. Sentimen hari ini masih didominasi oleh sentimen dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dan sentimen dari Bank Sentral Jepang. 

Pada pra-pembukaan perdagangan saham Jumat (20/11/2015), IHSG turun 13,03 poin atau 0,29 persen ke level 4.505,90. Indeks saham LQ45 melemah 0,45 persen ke level 774,54. Sebagian besar indeks saham acuan berada di zona merah kecuali indeks saham JII dan Pefindo25 yang mampu menguat.

Pelemahan IHSG berlanjut pada pukul 09.00 WIB. IHSG dibuka turun 6,69 poin atau 0,15 persen ke level 4.511,86. Ada 57 saham menghijau, tapi tak mampu mengangkat IHSG ke zona hijau. Sebanyak 32 saham melemah, sedangkan 51 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham normal, yaitu sekitar 7.926 kali dengan volume perdagangan 192,27 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 204,67 miliar.


Secara sektoral, dari 10 sektor saham, terdapat 4 sektor saham yang melemah dan 6 sektor saham menguat. Sektor saham yang melemah adalah pertambangan, industri dasar, infrastruktur dan keuangan.

Berdasarkan data RTI, investor asing mencatatkan aksi jual. Tercatat aksi jual investor asing mencapai Rp 15 miliar; sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 15 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham SMDM naik 16,67 persen ke level Rp 112 per saham; saham BAYU mendaki 11,11 persen ke level Rp 1.000 per saham; dan saham ZBRA naik 7,5 persen ke level Rp 86 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham SMMT turun 4,93 persen ke level Rp 193 per saham; saham CTRS turun 4,89 persen ke level Rp 2.235 per saham; dan saham PGAS tergelincir 2,92 persen ke level Rp 2.985 per saham.

Analis PT BNI Securities, Thennesia Debora menjelaskan, indeks global kembali ditutup bervariasi pada perdagangan semalam. Mayoritas indeks AS melemah, di mana Dow Jones melemah tipis 0,02 persen ke level 17.732. Berbeda dengan indeks zona Eropa yang ditutup menguat rata-rata 0,6 persen setelah pada perdagangan sebelumnya melemah rata-rata 0,5 persen.

"Pelaku pasar tampaknya sudah siap mengantisipasi kemungkinan dari kenaikan Fed Fund Rate pada Desember mendatang, apalagi The Fed mengisyaratkan suku bunga nantinya akan dinaikkan secara bertahap," jelasnya.

IHSG kemarin ditutup menguat 0,5 persen ke level 4.518. Laju IHSG kemarin ditopang oleh pergerakan indeks regional yang menguat setelah pengumuman risalah The Fed.

"Meskipun demikian, kami melihat perdagangan IHSG kemarin cenderung sepi, dan investor asing pun kemarin masih mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 66 miliar," ia menambahkan.

BNI Securities memprediksikan IHSG hari ini cenderung tertahan merespons keputusan Bank Sentral Jepang yang akan tetap mempertahankan target quantitative easing-nya senilai US$ 80 triliun per tahun dan tidak akan menambah stimulus moneternya meski saat ini perekonomian Jepang kembali memasuki masa resesi. (Gdn/Zul)*