Sukses

Bursa Asia Turun Tipis Ikuti Jejak Wall Street

Sentimen kenaikan suku bunga bank sentral AS masih membayangi pergerakan bursa saham Asia.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Selasa pekan ini mengikuti jejak bursa saham Amerika Serikat (AS). Hal itu lantaran aksi merger terbesar perusahaan farmasi gagal untuk mengesankan investor.

Sedangkan investor yakin bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada Desember sehingga mendorong dolar AS ke level tertinggi.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang cenderung mendatar. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei turun 0,1 persen usai akhir pekan yang panjang. Diikuti indeks saham Jepang Topix. Sedangkan indeks saham Australia melemah 0,5 persen.

Akan tetapi, indeks saham Selandia Baru/NZX 50 naik 0,4 persen dan indeks saham Korea Selatan Kospi bertambah 0,1 persen. Demikian mengutip laman Reuters, Selasa (24/11/2015).Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat (AS) berada di level tertinggi ke level 100.

Kenaikan dolar AS itu dipicu dari pimpinan bank sentral AS San Francisco John Williams yang mengatakan bila ada "kasus kuat" maka akan menaikkan suku bunga bank sentral AS pada Desember 2015. Hal itu mendorong dolar AS kian perkasa.

Di sisi lain, bank sentral Eropa akan menambah stimulus pada pekan depan. Hal itu membuat euro turun ke level terendah dalam tujuh bulan menjadi US$ 1,0592 pada awal pekan ini.

Di bursa saham global, Wall Street melemah tipis pada awal pekan ini. Sentimen Pfizer membeli Allergan Plc senilai US$ 160 miliar mendapatkan kritikan dari politisi. Langkah merger itu dinilai untuk menghindari pajak. (Ahm/Gdn)

Video Terkini