Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat setelah sebelumnya sempat berada di zona merah pada perdagangan Selasa (24/11/2015). Namun penguatan IHSG tak begitu besar karena masih tertahan sentimen regional.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (24/11/2015), IHSG menguat tipis 4,31 poin atau 0,09 persen ke level 4.545,37. Indeks saham LQ45 menguat 0,10 persen ke level 781,32. Sebagian besar indeks acuan menguat kecuali indeks JII yang turun 0,12 persen dan indeks DBX yang melemah 0,07 persen.
Ada sebanyak 141 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 110 saham menghijau dan 97 saham lainnya diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham hingga ini masih cenderung sepi. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 181.991 kali dengan volume perdagangan saham 4,56 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 3,98 triliun.
Baca Juga
Secara teknikal, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham konstruksi yang naik 0,11 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 1,24 persen, sektor saham keuangan naik 0,31 persen dan sektor perdagangan menguat 0,40 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 300 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 300 miliar.
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham BEKS naik 35 persen ke level Rp 81 per saham, saham JAWA menguat 17,14 persen ke level Rp 164 per saham, dan saham SAFE mendaki 14,44 persen ke level Rp 103 per saham.
Sedangkan saham-saham yang menekan IHSG antara lain saham JECC turun 10 persen ke level Rp 1.350 per saham, saham SMMT tergelincir 149 persen ke level Rp 9,70 per saham, dan saham MFMI turun 9,57 persen ke level Rp 264 per saham.
Analis PT Universal Broker, Satrio Utomo menjelaskan, Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup di level negatif yang kemudian menular ke indeks saham di negara lain.
"Selain itu semalam indeks Dow Jones juga bergerak flat sehingga memaksa pelaku pasar sedikit menahan transaksi." tuturnya. Kedua sentimen tersebut menjadi pemicu tertahannya gerak IHSG meskipun mampu ditutup di level positif. (Gdn/Zul)