Sukses

Bisnis Jalan Tol Penopang Kinerja Waskita Karya

PT Waskita Karya kian gencar mengembangkan bisnis jalan tol dan precast atau pracetak.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menggenjot jaringan jalan nasional termasuk membangun jalan tol dapat memberikan keuntungan bagi PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Perusahaan konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini tak hanya mendapatkan keuntungan dari proyek pemerintah yang menggenjot pembangunan jalan, tetapi juga konstruksi jalan tol. PT Waskita Karya Tbk juga memperluas portofolio kontruksi dengan mengambil mega proyek jalan tol.

Saat ini perseroan memiliki kepemilikan efektif di delapan jalan tol dengan nilai investasi Rp 28 triliun dengan kepemilikan sekitar 53 persen hingga Oktober 2015. Akan tetapi, baru tol Kanci-Pejagan-Pemalang yang baru beroperasi sehingga dapat memberikan kontribusi untuk perseroan.

Kepemilikan tol di Kanci-Pejagan-Pemalang mencapai 61,5 persen. Selain itu, perseroan memiliki kepemilikan minoritas di jalan tol Depok-Antasari, Solo-Kertosono, Legundi-Bunder, Jasa Marga Kualanamu, Serpong Cinere.

Lalu ada juga kepemilikan dengan skema pembelian kembali di Cimanggis-Cibitung dan Bekasi-Cawang-Kampung Melayu. Bryan optimistis perseroan masih akan terus mengakuisisi jalan tol.

"Dengan modal di jalan tol maka perseroan dapat memiliki kepemilikan mayoritas. Lalu kerugian di awal operasi jalal tol dengan kepemilikan minoritas juga tidak akan merefleksikan laporan keuangan," ujar Analis PT Sinarmas Sekuritas Bryan Sjahputra seperti dikutip dalam risetnya seperti ditulis Rabu (2/12/2015).

Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee menuturkan proyek infrastruktur pemerintah akan menggenjot kinerja perseroan ke depan. Salah satunya jalan tol. "Ada proyek yang tidak diambil PT Jasa Marga Tbk jadi PT Waskita Karya Tbk bisa ambil," ujar Hans saat dihubungi Liputan6.com.

Walau bisnis tol menggiurkan, Hans menilai perseroan juga harus menghadapi risiko karena bisnis jalan tol butuh modal besar sedangkan balik hasilnya lama. "Tidak bisa langsung return di awal," tutur Hans.

2 dari 2 halaman

Ekspansi Bisnis Precast Waskita Karya

Ekspansi Bisnis Precast Waskita Karya

Dengan mengembangkan bisnis jalan tol juga mendukung bisnis precast beton. Sekitar 70 persen produksi precast atau pracetak masih digunakan secara internal. Bisnis pracetak kemungkinan besar pun tidak akan menderita kerugian pangsa pasar.

Perseroan juga secara agresif telah menambahkan kapasitas produksi 1 juta ton pada 2015 sehingga mendorong total kapasitas precast mencapai 1,8 juta ton.

Bryan memperkirakan, penjualan precast ini akan terus mendukung kinerja perseroan ke depan didukung dari sejumlah mega proyek yang sedang ditenderkan seperti kereta cepat Jakarta-Bandung, proyek LRT Jakarta-Bogor-Depok, dan Palembang Sumatera Selatan.

Selain itu, Bryan juga melihat perseroan tidak khawatir untuk mengembangkan bisnis lainnya. Hal itu dilihat dari proyek light rail transit/LRT Palembang. Perseroan ditunjuk sebagai kontraktor utama.Proyek ini akan sangat mendukung perolehan kontrak PT Waskita Karya Tbk pada 2016, dan juga kinerja portofolionya secara umum. Kontrak yang dikisarkan sekitar Rp 5 triliun akan menjadi penjaminan untuk kinerja perseroan ke depan.

Bryan melihat, pengerjaan proyek ini sebagai diversifikasi dari pembangunan jalan tol yang memiliki kendala pembebasan lahan.

Dengan kondisi tersebut, Bryan memperkirakan kontrak baru mencapai Rp 28 triliun pada 2015, dan Rp 42 triliun pada 2016. Hal itu didukung dari bisnis konstruksi dan precast secara agresif. Apalagi perseroan yang sedang mengerjakan sejumlah proyek seperti proyek LRT Palembang dan penambahan transmisi Riau-Jambi.

Rekomendasi Saham

Dengan melihat kondisi itu, Bryan merekomendasikan beli saham PT Waskita Karya Tbk dengan harga Rp 2.020 per saham dalam satu tahun.

Dalam riset PT Mandiri Sekuritas menyebutkan, perseroan mengakuisisi sisa 38,5 persen di PT Waskita MNC Transjawa Toll Road senilai Rp 757,5 miliar. Saat ini, perseroan merupakan pemilik 99,9 persen  jalan tol Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Pasuruan-Probolinggo. Dengan melihat kondisi ini, PT Mandiri Sekuritas merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.900 per saham

Pada penutupan perdagangan saham Selasa 1 Desember 2015, saham PT Waskita Karya Tbk naik 4,36 persen ke level Rp 1.675 per saham. Volume perdagangan saham sekitar 29,34 juta saham.(Ahm/Igw)

Video Terkini