Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak konsolidasi cenderung melemah pada perdagangan saham sepekan. Melemahnya harga minyak dunia ditengarai menjadi sentimen negatif penekan indeks saham.
Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, melemahnya harga minyak disebabkan dua faktor. Pertama, karena cadangan minyak yang berlebihan (over supply). Kemudian, penurunan permintaan minyak disebabkan pelemahan ekonomi global terutama Cina.
Hans menambahkan, pelemahan harga minyak berimbas pada penurunan harga komoditas. "Semua komoditas turun ke bawah. Negara kita kan dari komoditas," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (14/12/2015).
Baca Juga
Baca Juga
Dia menuturkan, rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk menaikan suku bunga acuan tidak terlalu membebani IHSG. Pasalnya, pasar telah melakukan penyesuaian.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menunggu rilis neraca perdagangan serta pengumuman Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan.
"Kita menunggu ada beberapa kebijakan 14-15 Desember neraca perdagangan cukup bagus," tambahnya.
Hans memperkirakan IHSG bergerak pada level support 4.395-4.350 dan resistance pada 4.380-4.473.
Untuk saham, Hans merekomendasikan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) jual ketika menguat. Lalu, akumulasi saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).(Amd/Nrm)
Advertisement