Liputan6.com, New York - Bursa saham di Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan Wall Street adalah membaiknya harga-harga komoditas terutama harga minyak bumi.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (23/12/2015), Dow Jones Industrial Averange (DJIA) naik 165,65 poin atau 0,96 persen menjadi 17.417,27. S&P 500 juga menguat 15,73 poin atau 0,78 persen menjadi 2.036,88. Sedangkan Nasdaq naik 32,19 poin atau 0,65 persen ke angka 5.001,11.
Beberapa pekan terakhir bursa saham mengalami volatilitas yang cukup tinggi dan cenderung tertekan yang cukup dalam karena pelemahan saham-saham di sektor tambang yang dipicu karena penurunan harga-harga komoditas. Namun dalam satu pekan ini bursa saham AS cenderung menguat karena volume perdagangan telah mulai menurun menjelang libur Natal.
Baca Juga
"Saya melihat terjadi kebingungan di pasar," jelas senior portfolio manager, Synovus Trust Co, AS, Daniel Morgan. Menurutnya, prospek di tahun depan di pasar saham belum terlalu cerah namun pelaku pasar tidak tahun kemana lagi akan melakukan investasi.
Belum cerahnya prospek di 2016 nanti karena dari konsensus yang ada suku bunga akan kembali naik lagi di tahun depan, laba perusahaan juga belum akan maksimal dan harga komoditas juga masih cenderung landai.
Namun memang, bursa saham AS masih lebih menarik dibandingkan dengan aset keuangan lainnnya dan juga bursa saham di beberapa negara lainnya Sehingga pelaku pasar tetap melakukan investasi di Wall Street meskipun melihat prospek ke depannya tak begitu cerah. "Itulah yang membuat volatilitas Wall Street sangat besar," jelasnya.
Pada perdagangan beberapa hari terakhir, pelaku pasar menjadikan harga minyak sebagai patokan. Keuntungan yang di dapat di pasar saham harus lebih besar jika dibandingkan dengan keuntungan yang didapat di harga komoditas.
Pada Selasa, harga minyak AS naik 1,5 persen menjadi US$ 36,36 per barel memperbaiki penurunan tajam yang terjadi dalam beberapa hari sebelumnya. Membaiknya harga minyak ini mendorong perbaikan di Wall Street juga.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi AS bergerak lebih lambat jika dibandingkan dengan perkiraan pada kuartal III 2015 kemarin. Produk Domestik bruto tumbuh pada tingkat tahunan 2 persen. Departemen Perdagangan AS sebelumnya memperkirakan angka PDB bisa berada di kisaran 2,1 persen. Sedangkan para ekonom yang disurvei oleh Wall Street Journal memperkirakan di angka 1,9 persen. (Gdn/Nrm)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6