Sukses

Ketidakpastian Suku Bunga The Fed Jadi Penekan Pasar Modal RI

Transaksi harian saham turun 3,99 persen menjadi Rp 5,77 triliun per hari pada 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja pasar modal cukup tertekan pada 2015 yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG ditutup melemah 12,58 persen dari penutupan 30 Desember 2014 di level 5.226, 95 menjadi 4.569,36 pada penutupan 29 Desember 2015.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, tekanan tersebut berasal dari ketidakpastian kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika (AS) atau The Federal Reserve (The Fed). Kemudian ditambah ekonomi Cina melemah serta jatuhnya harga komoditas.

"Ketidakpastian suku bunga acuan, perlambatan ekonomi Tiongkok dan pelemahan harga komoditas," kata dia di Jakarta, Rabu (30/12/2015).

Namun, menuju akhir tahun tekanan tersebut telah mereda. Utamanya disebabkan oleh kepastian kenaikan suku The Fed pada pertengahan Desember 2015.

Hal tersebut juga ditambah upaya pemerintah untuk memperbaiki perekonomian dalan negeri melalui paket kebijakan ekonomi.

"Pemerintah mengeluarkan 8 paket kebijakan ekonomi beberapa indikator ekonomi positif," tandas dia.

Sebagai informasi, terkoreksinya IHSG juga berdampak pada kapitalisasi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 7,29 persen dari Rp 5.228,04 triliun menjadi Rp 4.846,73 pada 2015.

Aktivitas transaksi saham harian melemah 3,99 persen menjadi Rp 5,77 triliun per hari dari sebelumnya Rp 6,01 triliun per hari.

Tidak sendiri, bursa regional juga turut tertekan. Bursa Singapura (STI) juga jatuh sebanyak 14,71 persen ke level 2.888,22. Bursa Thailand susut 14,28 persen ke 1.283,78. Kemudian bursa saham Hongkong (HSI) turun 6,80 persen ke level 21.999,62. (Amd/Ahm)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6