Liputan6.com, Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melaporkan kinerja yang baik di akhir tahun ini bagi pemegang sahamnya.
Pasalnya, saham Telkom selama 2015 menjadi satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masuk dalam daftar top leader di pasar saham.
“Ini menunjukkan kepercayaan investor meningkat karena makro ekonomi membaik dan kinerja perusahaan menjanjikan,” kata Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga di Jakarta, Kamis (31/12).
Data dari Bloomberg menunjukkan emiten dengan kode saham TLKM ini menutup tahun 2015 dengan nilai kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) menembus angka Rp 312,98 triliun pada penutupan perdagangan saham Rabu (30/12) kemarin.
Advertisement
Market cap biasanya menunjukkan nilai dari satu perusahaan yang ditunjukkan dengan harga saham dikali jumlah saham beredar di bursa.
Baca Juga
Sementara harga saham Telkom ditutup Rp 3.105 per lembar naik tipis dari posisi pembukaan hari itu Rp 3.100 per lembar dengan 40.956.100 saham yang diperdagangkan.
Kondisi ini berbeda dengan BUMN lain, yang justru terperosok sebagai top looser. Seperti PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Semen Gresik Tbk (SMGR), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA).
Saham PTBA turun mencapai 63,12 persen, diikuti PGAS dengan penurunan sebesar 54,17 persen, dan SMGR turun 31,17 persen. BBRI merosot 15,55 persen dan BBNI sebesar 18,03 persen. Sementara TLKM naik 8,03 persen.
Dia berharap, pada 2016 kinerja Telkom terus bertumbuh agar bisa membayar kepercayaan yang diberikan oleh pemegang saham. “Tahun depan kita terus berusaha lebih baik,” tegas Alex.
Kepala Riset Koneksi Capital Alfred Nainggolan memprediksi sektor telekomunikasi masih akan positif karena kebutuhan akan layanan tersebut masih akan sangat besar terutama dengan adanya inovasi pengembangan jaringan 4G. "Prediksinya pertumbuhan Telkom tahun depan akan moderat sekitar 10%," kata Alfred.
Pada 2014, Telkom mencetak profit margin 24,21 persen. Angka ini cukup bersaing dibandingkan dengan Axiata (Malaysia) yang mencetak profit margin 16,64 persen, dan Telekom Malaysia dengan profit margin sebesar 9,84 persen.
Penciptaan laba Telkom hanya sedikit lebih rendah dari Singtel (Singapura) yang berhasil mencetak profit margin 25,81 persen. Pada 2014, aset Telkom sekitar US$ 11,32 miliar dengan total pelanggan mencapai lebih dari 140 juta pelanggan.
Saat ini sekitar 56% saham Telkom dimiliki negara. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kepemilikan saham pemerintah Singapura di Singtel (52 persen), serta pemerintah Malaysia di Axiata (38,7 persen) dan Telekom Malaysia (28,9 persen).(Nrm/Ndw)