Liputan6.com, Jakarta - Teror bom yang terjadi di Jakarta pada Kamis pekan ini langsung menekan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di zona merah pada sesi I hari ini.
Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, pelaku pasar khawatir dengan kondisi tersebut. Hal i‎tu tersebut menunjukan kondisi RI yang tidak kondusif. "Kelihatannya pasar khawatir sehingga merah mendalam," kata dia kepada Liputan6.com, Kamis (14/1/2016).
Sementara itu, Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menuturkan, ledakan bom terjadi di pusat kota Jakarta membuat potensi kepanikan di pasar modal Indonesia. David menilai, saham-saham unggulan dinilai dapat terkena aksi jual akibat ledakan bom tersebut.
Advertisement
"Ada kemungkinan panic selling. Apalagi ini di ring satu dan pos polisi. Ini akan menimbulkan kepanikan saja," ujar David.
Â
Baca Juga
IHSG melemah sebanyak 77,86 poin atau sebanyak 1,72 persen di level 4.459,32. Ada sebanyak 214 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan 38 saham menghijau dan 54 saham lainnya diam di tempat.
Total frekuensi perdaganan saham sekitar 120.966 kali dengan volume perdagangan saham 2,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 2,9 triliun.
Berdasarkan data RTI, investor asing mencatatkan aksi jual sekitar Rp 145 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 100 miliar. Nilai tukar rupiah berada di kisaran 13.944 per dolar AS.
Sebagai informasi, ledakan dan letusan tembakan terjadi di sekitar Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta. Terdapat 6 Ledakan diduga bom mengguncang perempatan Sarinah, Jakarta Pusat. Baku tembak juga terjadi.
Kini aparat keamanan menutup semua akses jalan menuju perempatan Sarinah. Wilayah tersebut steril, warga tidak bisa masuk ke lokasi. Terlihat ada dua helikopter terus berkeliling di atas langit Sarinah.
Pada pukul 11.39 WIB, ambulans datang ke lokasi untuk menjemput korban yang terkapar di lokasi kejadian. (Amd/Ahm)