Liputan6.com, New York - Wall Street melonjak pada akhir perdagangan Jumat pekan ini (Sabtu pagi waktu Jakarta) dan berada di jalur positif untuk pertama kalinya di 2016 dalam hitungan mingguan. Penguatan Wall Street terjadi setelah harga minyak melonjak cukup tajam.
Mengutip Reuters, Sabtu (23/1/2016), Dow Jones Industrial Averange (DJIA) naik 210,83 poin atau 1,33 persen ke 16.093. S&P 500 juga menguat 37,91 poin atau 2,03 persen ke 1.906,90 dan NAsdaq melinjak 119,12 poin atau 2,66 persen ke level 4.591,18.
Semua sektor atau 10 sektor pembentuk Indeks S&P 500 berada di zona hijau dan dipimpin oleh lonjakan di sektor energi yang mencapai 3,5 persen. Saham-saham di sektor energi mampu berbalik arah karena terjadi kenaikan harga minyak yang sebelumnya sempat menyentuh angka US$ 27 per barel.Â
Baca Juga
Harga minyak mentah memang mengalami tekanan dalam beberapa hari belakangan ini. Namun jelang akhir pekan ini, harga minyak mampu melonjak 9 persen karena cuaca dingin di Amerika Serikat (AS) sehingga diperkirakan akan mendorong permintaan untuk minyak pemanas dan pedagang akan mencari posisi setelah mengalami penurunan yang cukup tajam pada bulan ini.
Setelah jatuh cukup dalam di awal pekan ini, Indeks S&P 500 telah pulih 2,5 persen dalam dua sesi perdagangan terakhir. Namun jika dilihat secara jangka panjang, indeks patokan tersebut masih mengalami pelemahan sepanjang 2016 ini. Pelemahan tersebut terjadi karena kekhawatiran akan penurunan ekonomi China.
"Saya berpikir orang-orang tidak ingin indeks terjatuh terlalu dalam," jelas Analis Greentree Brokerage Services, Philadelphia, AS, Warren West. ia melanjutkan, Pada perdagangan jelang akhir pekan ini menunjukkan angka yang bagus setelah dalam beberapa hari belakangan ini cukup mendebarkan.
Data ekonomi AS pada Jumat menunjukkan penjualan rumah mengalami lonjakan hampir 15 persen untuk periode Desember 2015 kemarin. Realisasi tersebut mengalahkan estimasi dari para analis yang ada di kisaran 10,5 persen.
Laporan keuangan pada kuartal IV 2015 dari para emiten juga sedikit memberikan angin segar ke Wall Street. Beberapa analis memperkirakan laporan keuangan emiten bakal jeblok namun pada kenyataannya beberapa justru mampu menorehkan catatan keuangan di atas konsensus. (Gdn/Ndw)
Advertisement