Liputan6.com, Jakarta - Rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,79 persen pada 2015 memberikan sentimen positif untuk laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat pekan ini.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (5/2/2016), IHSG naik 133,12 poin atau 2,85 persen ke level 4.798,94. Indeks saham LQ45 mendaki 3,71 persen ke level 843,94. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau pada hari ini.
Ada sebanyak 171 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Sedangkan 114 saham melemah dan menahan penguatan IHSG. 90 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement
Transaksi perdagangan saham pada hari ini cukup besar. Total transaksi harian saham mencapai Rp 9,1 triliun. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 263.052 kali dengan volume perdagangan saham 5,1 miliar saham. Investor asing mencatatkan aksi beli bersih mencapai Rp 2,4 triliun.
Baca Juga
Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 2,4 triliun. Meski investor asing mencatatkan aksi beli, nilai tukar rupiah cenderung merosot. Nilai tukar rupiah berada di posisi 13.612 per dolar Amerika Serikat (AS).
Secara sektoral, sepuluh sektor saham kompak menghijau. Sektor saham keuangan naik 4,48 persen, dan mencatatkan penguatan terbesar pada hari ini. Disusul sektor saham aneka industri naik 4,37 persen ke level 1.128, dan sektor saham perdagangan mendaki 3,2 persen ke level 829,65.
Saham-saham yang menggerakan indeks saham dan catatkan penguatan pada hari ini antara lain saham BBRI naik 7,89 persen ke level Rp 12.300 per saham, saham UNTR menguat 4,22 persen ke level Rp 17.300 per saham, dan saham GZCO mendaki 2,6 persen ke level Rp 79 per saham.
Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham LTLS turun 3,61 persen ke level Rp 400 per saham, saham AMRT tergelincir 4,03 persen ke level Rp 595 per saham dan saham TAXI susut 1,14 persen ke level Rp 87 per saham.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan, penguatan IHSG ditopang dari sentimen rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015. Dengan pertumbuhan ekonomi 4,79 persen pada 2015 membuat aksi beli investor asing cukup besar di pasar modal Indonesia.Â
Pertumbuhan ekonomi Indonesia melebihi harapan pelaku pasar itu mendorong kepercayaan kepada pelaku pasar untuk masuk ke bursa saham Indonesia.
Satrio mengatakan, investor asing mencatatkan aksi beli di sejumlah saham terutama perbankan antara lain saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk. Selain itu, investor asing juga mengakumulasi saham PT Astra International Tbk dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Satrio mengatakan, sejumlah paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah dinilai mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga direspons positif oleh pelaku pasar.
"Pada kuartal II dan III tahun lalu, pasar dipengaruhi oleh kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat. Nah kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah sejak September 2015 telah membuahkan hasil," kata dia. (Ahm/Igw)