Sukses

Harga Minyak Topang Penguatan IHSG Sepekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat pada perdagangan saham sepekan.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat pada perdagangan saham sepekan. Indeks saham didorong oleh harga minyak dunia yang perlahan pulih.

Analis LBP Enterprises Lucky Bayu Purnomo mengatakan, harga minyak pekan lalu berangsur membaik. Hal tersebut mendorong kinerja indeks saham.

Menurut Lucky, sentimen tersebut masih berlanjut pada pekan ini. "Sentimen kinerja indeks pekan lalu di dominasi sentimen positif harga minyak. Pekan lalu ditutup US$ 33 per barel, dari sebelumnya pada Januari US$ 27 ‎per barel. Itu prestasi walaupun harus dicatat akhir pekan US$ 30 per barel," kata dia kepada Liputan6.com,Jakarta, Selasa (9/2/2016).

Dia mengatakan, saat ini harganya minyak mentah sedang menguji level US$37 per barel. Jika ditembus, maka akan positif pada perdagangan saham.

Dia menuturkan, penguatan IHSG memang bakal cenderung terbatas. Manuver kebijakan ekonomi belum dirasakan sepenuhnya oleh pelaku pasar.

Lucky mengatakan, pelaku pasar menunggu realisasi kebijakan pemerintah yang berimbas pada pertumbuhan ekonomi nasional.

"Sekarang pertumbuhan ekonomi di bawah 5,3 persen. Pasar menantikan itu. Kita lihat segala upaya yang dilakukan para pihak, lembaga sudah cukup baik bahwa pasar akan menghakimi. Haruslah diuji 5,3 persen" jelasnya.

Dia mengatakan, IHSG akan bergerak pada support 4.725 dan resistance pada level 4.825-4.850.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, IHSG bakal menguat selama sepekan. Indeks saham akan bergerak di level support 4.525-4.664 dan resistance 4.815-4.844.

"Kami masih berharap akan bergerak menguat di sisi lain kami juga perlu untuk mewaspadai adanya potensi profit taking yang membuat laju IHSG dapar berbalik arah," ujar Reza dalam ulasannya.

Lucky merekomendasikan beberapa saham, antara lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). (Amd/Gdn)

Video Terkini