Sukses

Harga Minyak Bebani Wall Street di Akhir Pekan

Bursa saham Amerika Serikat melemah terbatas, tapi mencatatkan penguatan secara mingguan didorong sektor saham keuangan.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) merosot pada perdagangan saham Jumat pekan ini seiring harga minyak dunia tertekan dan rilis pendapatan mengecewakan dari Nordstrom.

Selain itu, investor juga mencerna data inflasi yang dapat meningkatkan prospek kenaikan suku bunga pada 2016.

Harga minyak sangat terkait dengan kinerja bursa saham. Harga minyak susut empat persen dipicu stok minyak mentah AS yang tinggi sehingga mendorong kekhawatiran pasokan. Sektor saham energi di indeks saham S&P pun membukukan kinerja terburuk dengan merosot 1,3 persen.

Dari tiga indeks saham acuan, indeks saham Nasdaq cenderung menguat didorong kenaikan harga saham Applied Materials sebesar 7,9 persen.

Selain harga minyak, rilis pendapatan operator departemen store tak sesuai harapan membuat saham Nordstrom melemah 6,4 persen.

Ada pun indeks saham acuan masih berada sesuai jalur untuk menunjukkan kinerja mingguan terbaiknya pada 2016. Indeks saham Nasdaq mencatatkan penguatan tercepat sejak Juli.

"Kami telah melihat harga minyak kembali menekan bursa saham. Selain itu, rilis kinerja juga belum dapat mendorong kepercayaan pasar," kata Walter Todd, Direktur Greenwood Capital Associates, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (20/2/2016).

Indeks saham Dow Jones pun melemah 0,1 persen ke level 16.390. Indeks saham S&P 500 merosot tipis ke level 1.917. Indeks saham Nasdaq naik 0,4 persen ke level 4.504.

Secara mingguan, indeks  saham Dow Jones dan S&P 500 mencatatkan kenaikan terbesar mingguan sejak 20 November dengan masing-masing naik 2,6 persen dan 2,8 persen. Sedangkan indeks saham Nasdaq menguat 3,9 persen, terbesar sejak 17 Juli.

Pada Jumat pekan ini, kenaikan harga dan biaya sewa telah mengangkat inflasi pada Januari 2016. Inflasi inti naik 0,3 persen, dan penguatan terbesar sejak Agustus 2011. Adanya kenaikan dapat mendorong bank sentral AS menaikkan suku bunga secara bertahap pada tahun ini.

Selain itu, rilis laporan keuangan pun membebani sejumlah saham. Saham Deere and Co merosot 4,2 persen menjadi US$ 76,94 setelah memotong penjualan tahun fiskal dan prospek laba. Sedangkan saham Caterpillar turun 1,3 persen.

Direktur US Bank Wealth Management Terry Sandven menuturkan bursa saham cenderung konsolidasi seiring investor ingin mendapatkan kejelasan dari harga minyak, rencana bank sentral AS terhadap kebijakan suku bunga selanjutnya, dan prospek kinerja keuangan perusahaan pada kuartal I 2016. (Ahm/Igw)