Liputan6.com, Jakarta - Badan usaha milik negara (BUMN) didorong turut mengembangkan ekonomi Indonesia. Untuk mendongkrak ekonomi tersebut, BUMN juga perlu untuk meningkatkan kinerja dan modalnya. Salah satu langkah dilakukan dengan menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO).
Kepala Riset PT Daewoo Securities Maxi Liestyaputra menuturkan, BUMN lepas saham ke publik dapat meningkatkan modalnya. Dengan peningkatan modal dapat memperluas ekspansi usaha sehingga meningkatkan kinerjanya.
Maxi mengatakan, kepemilikan sahamnya tidak hanya dimiliki oleh pemerintah, tetapi juga masyarakat usai IPO. Hal ini membuat BUMN juga harus mengembangkan usahanya untuk memberikan keuntungan kepada pemegang saham.
Advertisement
"Saham BUMN itu akan dimiliki investor selain pemerintah. Dana hasil IPO dapat digunakan untuk membuat ekspansi lebih banyak," kata Maxi saat dihubungi Liputan6.com seperti ditulis Rabu (24/2/2016).
Baca Juga
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menuturkan, selain mendapatkan modal jangka panjang, BUMN IPO juga mendorong kenaikan kinerja dan pembagian dividen.
"Survei yang dilakukan terhadap 21 BUMN yang sudah IPO dalam lima tahun maka ada pembagian dividen, pajak naik, jumlah pegawai bertambah, dan BUMN itu jadi lebih efisien," ujar Tito.
Selain itu, BUMN PO juga dituntut untuk lebih transparan. BUMN tersebut harus merilis laporan keuangan yang dapat diakses dan menyampaikan paparan publik kepada investor.
Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk, Syahgolang Permata mengatakan, BUMN melakukan IPO diminta untuk lebih transparan. Ini dilakukan agar berpedoman pada tata kelola lebih baik.
Meski sudah IPO, perseroan juga mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur seperti proyek light rail transit (LRT) sesuai dengan Perpres Nomor 98/2015.
Bagi BUMN, langkah melepas saham ke publik juga mendongkrak pertumbuhan kinerja keuangan dan aset perusahaan.
Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk Muhammad Choliq menyatakan, kinerja perseroan tumbuh lebih baik setelah go public. Bahkan modal perseroan dua kali lipat dibandingkan BUMN karya lainnya.
"Kami dapat membukukan pertumbuhan laba dan kekuatan financial. Kalau tanpa go public mungkin kami tidak dapat tumbuh sekencang sekarang," kata Choliq saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, kini pihaknya juga akan mengerjakan total proyek senilai Rp 100 triliun. "Kami kerjakan kontrak sekitar Rp 100 triliun, dan sekitar Rp 60 triliun untuk jalan tol," ujar Choliq.
Hingga kini ada sekitar 20Â BUMN yang tercatat di pasar modal Indonesia dari sekitar 118 perusahaan BUMN. (Ahm/Ndw)