Sukses

Intip Kinerja 2 Operator Taksi Sepanjang 2015

Dua operator taksi mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Dua operator taksi telah menyampaikan laporan kinerja sepanjang 2015. Dari dua operator taksi yang tercatat di pasar modal Indonesia, PT Blue Bird Tbk mencatatkan kinerja positif.

PT Blue Bird Tbk mencatatkan pendapatan bersih naik 14,98 persen menjadi Rp 5,47 triliun pada 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,75 triliun. Demikian mengutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Jumat (1/4/2016).

Dalam riset PT NH Korindo Securities, lonjakan pendapatan didukung dari kenaikan tarif dengan pemerintah menyetujui kenaikan tarif taksi reguler per Km dari Rp 3.600 per Km ke Rp 4.000 per Km atau terdapat kenaikan sekitar 11 persen pada 2014.

Selain itu, ada kenaikan jumlah armada operasional taksi reguler yang naik sekitar delapan persen pada 2015 menjadi 19.377 unit dari periode sama tahun sebelumnya 17.882 unit.

Beban langsung naik menjadi Rp 3,8 triliun atau naik 14,97 persen pada 2015. Jadi laba kotor naik menjadi Rp 1,67 triliun.

 

Perseroan membukukan laba usaha naik menjadi Rp 1,17 triliun. Kontribusi kinerja itu didukung dari pendapatan bunga naik menjadi Rp 26,90 miliar pada 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 19,73 miliar. Namun, laba per saham dasar yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sekitar turun menjadi 329 pada 2015 dari periode 2014 di angka 336.

Sementara itu, PT Express Transindo Utama Tbk mencatatkan penurunan laba tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sekitar 72,83 persen menjadi Rp 32,24 miliar pada 2015. Pada 2014, perseroan mencatatkan laba Rp 118,71 miliar.

Sedangkan pendapatan naik tipis 9,03 persen menjadi Rp 970,09 miliar pada 2015. Beban langsung naik 27,9 persen menjadi Rp 629 miliar. Laba kotor turun menjadi Rp 341,05 miliar pada 2015. Diikuti laba usaha merosot menjadi Rp 239,90 miliar.

Direktur PT Express Transindo Utama Tbk, David Santoso menuturkan kinerja tertekan didorong sentimen daya beli masyarakat dan persaingan dari layanan transportasi berbasisi online.

"Pertama ada penurunan daya beli masyarakat pada 2015. Persaingan yang tajam dari kompetisi pemain online," ujar David saat dihubungi Liputan6.com.

Kinerja perseroan juga didukung dari pendapatan lain-lain naik menjadi Rp 8,14 miliar pada 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,92 miliar. Dengan melihat kinerja itu laba per saham dasar turun menjadi Rp 15,03 pada 2015.

Total liabilitas turun menjadi Rp 1,96 triliun pada 31 Desember 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,12 triliun. Ekuitas perseroan naik menjadi Rp 920,98 miliar. (Ahm/Igw)