Sukses

Ikuti Bursa Asia, IHSG Melemah ke 4.840,93

Di bursa Asia, Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4 persen menjadi 125,83 pada 09:08 waktu Tokyo.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan tekanan pada perdagangan saham di awap pekan ini. Bursa saham Asia memberikan dampak negatif ke IHSG.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG turun 13,34 poin atau 0,28 persen ke level 4.833,35. Tekanan terhadap IHSG tetap berlanjut pada pukul 09.00 WIB. IHSG susut 4,97 poin atau 0,11 persen ke level 4.840,93. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,19 persen ke level 838,84. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Ada sebanyak 39 saham merosot sehingga mendorong IHSG ke zona merah. 65 saham lainnya menguat namun tak mampu mendorong penguatan IHSG dan 56 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 4.843,35 dan terendah 4.833,35.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 7.662 kali dengan volume perdagangan 180 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 189 miliar.

Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 12 miliar pada awal sesi perdagangan. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 12 miliar. Dolar AS berada di posisi Rp 13.120.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham perkebunan naik 0,22 persen dan sektor saham pertambangan yang menguat 0,58 persen.

Sektor saham infrastruktur tergelincir 1,04 persen, dan membukukan penurunan terbesar. Lalu disusul sektor saham aneka industri melemah 0,28 persen dan sektor saham barang konsumsi susut 0,23 persen.

Di bursa Asia, Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4 persen menjadi 125,83 pada 09:08 waktu Tokyo. Saham global jatuh minggu lalu di tengah kekhawatiran atas potensi usaha stimulus bank sentral dan aksi jual di saham Jepang. Fokus sekarang beralih ke data hari Senin dari laba China dan kuartal pertama di AS.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham GOLL naik 11,52 persen ke level Rp 116 per saham, saham AKPI naik 11,24 persen ke level Rp 990 per saham dan saham NIKL naik 4,76 persen ke level Rp 21 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan yaitu saham SMMT turun 10 persen ke level Rp 225 per saham, saham LCGP turun 8,73 persen ke level Rp 306 per saham dan saham ECII tergelincir 7,42 persen ke level Rp 615 per saham.

Analis PT BNI Securities Ankga Adiwirasta menjelaskan, bursa Asia pada perdagangan Jumat kemarin ditutup dalam teritori positif. Indeks Nikkei ditutup menguat 0,46 persen ke level 15.821,52. Indeks menguat diiringi pelemahan yang terjadi pada nilai tukar Yen terhadap dolar AS yang menyentuh level 107.99 yang menjadi katalis positif terhadap produk ekspor Jepang.

Sementara itu potensi penguatan diprediksi terjadi di bursa saham Indonesia. Sentimen positif ada dari dalam negeri berupa kenaikan cadangan devisa ke level US$ 107,5 miliar di Maret 2016, naik US$ 3 miliar dibandingkan posisi Februari 2016.

Fokus pelaku pasar pekan ini akan tertuju pada pengumuman data ekonomi seperti neraca perdagangan, business confidence 1Q16, penjualan retail, serta BI rate yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG.

"Namun demikian potensi pergerakan IHSG diprediksi masih dalam kecenderungan mix," jelasnya. Indeks diprediksi akan berada di rentang 4.810-4.880 dengan support di level 4.810. (Gdn/Zul)