Sukses

Wall Street Melemah Jelang Pertemuan The Fed

Rilis kinerja keuangan perusahaan AS dan investor menanti hasil pertemuan the federal reserse bayangi bursa saham AS.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan saham awal pekan ini. Rilis laporan kinerja keuangan, harga minyak melemah, dan pelaku pasar menunggu hasil pertemuan bank sentral AS atau the federal reserve pada pekan ini telah menekan bursa saham.

Pada penutupan perdagangan saham Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 26,3 poin atau 0,15 persen ke level 17.977,45. Indeks saham S&P 500 susut 3,78 poin atau 0,18 persen ke level 2.087,8. Indeks saham Nasdaq merosot 10,44 poin atau 0,21 persen ke level 4.895,79.

Sejumlah sentimen negatif menekan bursa saham AS, salah satunya, harga minyak. Setelah bergerak fluktuasi selama sesi perdagangan, harga minyak cenderung tertekan. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melemah 2,5 persen ke level US$ 42,64 per barel.

 

Selain itu, Analis R.W Baird and Co Mike Antonelli menilai kalau investor juga menanti pernyataan dari pejabat bank sentral AS pada pekan ini. Hal ini juga membuat volume perdagangan saham rendah di awal pekan.

"Kami tidak melihat berita utama. Bursa saham bisa saja menguat tajam," ujar Antonelli seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (26/4/2016).

Sementara itu, sinyal kenaikan inflasi dapat mempengaruhi kebijakan bank sentral AS untuk lebih agresif terhadap kebijakan moneter. Kebijakan bank sentral AS diharapkan signifikan pada pekan ini.

"Pelaku pasar akan melihat jika ada perubahan pernyataan pejabat bank sentral AS baru-baru ini lebih mendukung kebijakan tidak terlalu agresif atau suku bunga tetap rendah. Saya tidak ada terkejut jika mereka tetap mempertahankan suku bunga karena kondisi global tetapi ekonomi AS tetap berada di tren penguatan," ujar CEO Bruderman Brothers Oliver Pursche.

Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga untuk pertama kali pada Desember 2015. Analis mengharapkan tidak ada perubahan suku bunga pada pekan ini. Saat ini jadi pertanyaan investor berapa kali bank sentral AS/the federal reserve akan menaikkan suku bunga.

"Saya percaya kalau suku bunga akan naik dua kali pada tahun ini. Sepertinya pada pertemuan Juni dan Desember," ujar Senior Analis Oanda Craig Erlam.

Di sisi lain, pada awal pekan ini bursa saham AS juga menghadapi rilis laporan keuangan emiten. Saham Xerox Corp melemah 12 persen setelah perseroan menyampaikan laporan keuangan kuartal terutama keuntungan di bawah prediksi.

Hal itu juga diikuti saham Perrigo Co susut 16,3 persen setelah perseroan menyampaikan prospek kinerja. (Ahm/Ndw)