Liputan6.com, New York - Bursa Asia bergerak tak seirama pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Bursa Jepang bergerak menguat sedangkan bursa Korea Selatan tertekan.
Mengutip CNBC, Rabu (11/5/2016), Indeks Nikkei Jepang naik 1,27 persen. Kenaikan ini terpicu oleh pelemahan yen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,11 persen.
Untuk indeks patokan Australia atauASX 200 naik 1,17 persen yang didorong oleh kenaikan saham-saham di sektor keuangan dan juga sektor energi. Harga minyak memang terdorong naik pada perdagangan kemarin.
Baca Juga
Pada penutupan perdagangan Selasa kemarin, harga minyak mentah jenis Light Sweet untuk pengiriman Juni ditutup naik US$ 1,22 atau 2,8 persen ke angka US$ 44,66 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sedangkan harga minyak Brent yang merupakan patokan global, naik US$ 1,89 atau 4,3 persen ke angka US$ 45,52 per barel di ICE Futures Europe.
Pelemahan bursa saham Jepang memang sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir. Sejak Bank Sental Jepang memutuskan untuk tidak mengubah kebijakan moneter, yen terus melemah terhadap dolar AS.
Managing director of foreign exchange strategy BK Asset Management Kathy Lien menjelaskan, pelaku pasar termasuk juga para analis sedikit terkejut dengan kebijakan yang dijalankan oleh Bank Sentral Jepang tersebut. "Namun hal tersebut memang memberikan dampak positif dengan menahan aksi spekulasi," tutur dia.
Sedangkan di AS, seluruh indeks acuan mengalami penguatan. Indeks Dow Jones Industrial Averange (DJIA) naik 222,44 poin atau 1,26 persen ke angka 17.928,35.
Indeks S&P 500 menguat 25,70 poin atau 1,25 persen ke angka 2.084,39 dan mencatatkan level terbaik dalam dua bulan terakhir. Sedangkan indeks Nasdaq melonjak 59,67 poin atau 1,26 persen ke angka 4.809,88.
Saham Amazon melonjak 3,43 persen menuju rekor tertinggi yaitu US$ 703,07. Kenaikan saham perusahaan e-commerce ini menjadi pendorong terbesar penguatan indeks saham S&P 500 dan indeks Nasdaq.Â