Sukses

Investor Asing Borong Saham, IHSG Menguat ke 4.803,32

Sebagian besar indeks saham acuan berada di zona merah. Hanya ada beberapa saja yang mampu bertahan di zona hijau yaitu MBX, DBX, Pefindo25.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona positif pada penutupan perdagangan Kamis pekan ini setelah sebelumnya sempat tertekan. Gerak IHSG ini berseberangan dengan kondisi regional.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (12/5/2016), IHSG naik tipis 3,35 poin atau 0,07 persen ke level 4.803,32. Indeks saham LQ45 melemah 0,13 persen ke level 825,61.

Sebagian besar indeks saham acuan berada di zona merah. Hanya ada beberapa saja yang mampu bertahan di zona hijau yaitu MBX, DBX, Pefindo25.

Ada sebanyak 135 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. Sedangkan 168 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Di luar itu, 87 saham lainnya diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham hari ini juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 221.439 kali dengan volume perdagangan saham sekitar 4,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4,6 triliun.

Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 4.825,18 dan terendah 4.792,20. Aksi beli investor asing juga selamatkan IHSG. Investor asing melakukan aksi beli mencapai Rp 274 miliar.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah. Hanya ada 4 sektor yang menguat yaitu pertambangan, barang konsumsi, infrastruktur dan perdagangan.

Sedangkan sektor saham yang mengalami pelemahan terdalam adalah sektor aneka industri yang turun 1,62 persen dan disusul oleh sektor saham industri dasar yang melemah 1,60 persen.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham ASRM naik 24,90 persen ke level Rp 3.060 per saham, saham KONI menguat 20 persen ke level Rp 300 per saham, dan saham SMMA menanjak 19,61 persen ke level Rp 6.100.

Saham-saham tertekan antara lain saham VICO turun 9,46 persen ke level Rp 134 per saham, saham HADE menyusut 9,21 persen ke level Rp 69 per saham, dan saham BSSR tergelincir 9,09 persen ke level Rp 1.000 per saham.

Head research PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menjelaskan, secara teknikal memang sinyal dari IHSG masih di atas support. "tren untuk naik belum berakhir," jelasnya.

Oleh sebab itu, sebagian besar pelaku pasar lebih memilih untuk mengoleksi saham meskipun IHSG sempat berada di zona merah di awal perdagangan dan menjelang akhir perdagangan.

Ia melanjutkan, gerak IHSG ini memang berkebalikan dengan bursa global. Di Amerika sinyal yang ada justru sedang tertekan. Beberapa kali memang Dow Jones Industrial Averange memberikan sinyal positif namun pada fase akhir berubah arah.