Liputan6.com, Jakarta - PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) membagikan dividen 2015 sebesar Rp 90 per saham dari laba bersih tahun buku 2015. Penetapan dividen itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham tahunan (RUPST) pada Kamis pekan ini.
Wakil Direktur Utama PT Elang Mahkota Teknologi Tbk Sutanto Hartono menuturkan, perseroan telah membagikan dividen interim Rp 40 per saham pada Desember 2015. Perseroan akan membagikan dividen final Rp 50 per saham.
"Total dividen Rp 90 per saham. Sisa pembagian dividen final Rp 50 per saham," ujar Sutanto saat ditemui usai RUPST di gedung SCTV Tower, Kamis (19/5/2016).
Selain membagikan dividen 2015, Perseroan juga menggunakan sisa laba bersih 2015 untuk cadangan wajib Rp 1 miliar dan laba ditahan.
Baca Juga
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatan menjadi Rp 6,42 triliun pada 2015 dari periode sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 5,98 triliun. Laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 1,33 triliun pada 2015.
Kontribusi pendapatan perseroan terbesar masih disumbangkan dari media, kemudian disusul bisnis solusi, dan bisnis konektivitas.
Sutanto mengatakan, pendapatan akan tumbuh lebih dari 10-12 persen pada 2016. Hal itu akan didukung dari optimisme pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.
"Year to date secara market bagus. Kita optimistis bahwa 2016 akan lebih baik dari pada 2015. Tahun 2015 itu karena bisnis terutama dari belanja iklan, banyak pengiklan dari didominasi consumer goods industry di mana tahun lalu masih pada waktu kurs rupiah menembus 14.000 per dolar AS mereka seperti mengerem untuk memastikan bagaimana kepastian ekonomi. Setelah kursnya relatif stabil lagi dan stimulus yang diluncurkan pemerintah mulai bergerak terlihat bahwa optimisme itu tumbuh kembali spending tahun ini terlihat juga," jelas dia.
Ke depan, perseroan fokus mengembangkan bisnis media. Saat ini perseroan yang kuat di bisnis media konvensional terutama free to air television, juga memperkuat bisnis online.
"Perkembangan teknologi yang sudah semakin banyak digunakan masyarakat luas secara agresif masuk dunia online. Makin lama bisnis online, dan bisnis baru seperti konektivitas dan konten persentase akan lebih tinggi, meski lebih tinggi, tetapi bisnis televisi masih tetap tumbuh Kita yakin televisi akan tetap tumbuh. Cuma melihat di negara manapun online itu terlihat peningkatannya, " ujar Sutanto. (Ahm/Gdn)