Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona positif setelah sebelumnya sempat tertekan. Sektor pertambangan menjadi pendorong penguatan IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (26/5/2016), IHSG menguat 11,58 poin atau 0,24 persen ke level 4.784,56. Indeks saham LQ45 juga menguat melemah 0,20 persen ke level 820,86. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menguat kecuali indeks saham Pefindo25 yang turun 0,57 persen.
Ada 160 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sebanyak 124 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Di luar itu, 103 saham lainnya diam di tempat.
Pada Kamis pekan ini,IHSG sempat berada di level tertinggi 4.784,66 dan terendah 4.761,46. Transaksi perdagangan juga tak terlalu ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 213.357 kali dengan volume perdagangan 3,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4,2 triliun.
Baca Juga
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli Rp 1,3 triliun dan aksi jual Rp 1 triliun. Pemodal lokal melakukan aksi beli Rp 2,2 triliun dan aksi jual Rp 2,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.574.
Secara sektoral, dari 10 sektor pembentuk indeks, terdapat 6 sektor berada di zona hijau dan 4 sektor berada di zona merah. Sektor yang mengalami penguatan tertinggi adalah sektor pertambangan dengan penguatan 2,05 persen dan disusul sektor keuangan yang naik 0,89 persen.
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham BBYB naik 22,14 persen ke level Rp 160 per saham, saham BAYU menguat 18,56 persen ke level Rp 1.150 per saham, dan saham ETWA menguat 17,91 persen ke level Rp 79 per saham.
Saham-saham tertekan antara lain saham SSTM susut 10 persen ke level Rp 153 per saham, saham BIKA melemah 9,64 persen ke level Rp 985 per saham, dan saham SQMI susut 9,43 persen ke level Rp 960 per saham.
Head of Research Division Universal Broker, Satrio Utomo menjelaskan, IHSG terus menguat karena sepanjang perdagangan tidak ada sinyal negatif baik dari eksternal maupun internal. "Harga minyak juga menguat sehingga ikut mendorong saham-saham di sektor pertambangan," jelas dia.
Tren naik jangka pendek yang berlangsung pada IHSG, cukup kuat, dengan potensi kenaikan yang cukup merata pada semua sektor.Â