Sukses

Wall Street Bergerak Variatif

Pertumbuhan ekonomi AS dilaporkan melambat pada kuartal I 2016, namun pelemahan ekonomi AS tidak setajam prediksi para analis.

Liputan6.com, New York - Wall Street bergerak variatif pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Fed masih menjadi sentimen yang menjadi penggerak utama Wall Street. 

Mengutip Reuters, Rabu (1/6/2016), Indeks Dow Jones Industrial Averange (DJIA) melemah 86,09 poin atau 0,48 persen ke level 17.787,13. Indeks S&P 500 juga melemah 2,11 poin atau 0,10 persen ke angka 2.096,95. Sementara, Indeks Nasdaq menguat 14,55 persen atau 0,29 persen ke angka 4.948,06.

"Jika melihat secara historis, masuk ke pertengahan tahun biasanya bursa saham akan bergerak mendatar. Namun dengan adanya rencana kenaikan suku bunga kemungkinan gerak indeks akan lain," jelas kepala investasi U.S. Bank Private Client Group, Bill Northey.

Berdasarkan FedWatch Program yang dibuat oleh CME Group's, semakin besar analis dan ekonom memperkirakan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga bulan depan atau keputusan kenaikan suku bunga akan diambil pada rapat yang berlangsung pada Juli nanti.

Dalam pekan ini Wall Street terus berada di zona hijau setelah Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen mengeluarkan pernyataan yang mengindikasikan untuk menaikkan suku bunga acuan dalam beberapa bulan ke depan.

Pernyataan Yellen sangat penting sebagai petunjuk bahwa ekonomi Amerika Serikat telah cukup membaik dan menumbuhkan harapan investor bahwa suku bunga acuan The Fed akan naik Juni atau Juli. The Fed akan melakukan pertemuan selanjutnya pada 14-15 Juni 2016.

Pertumbuhan ekonomi AS dilaporkan melambat pada kuartal I 2016, namun pelemahan ekonomi AS tidak setajam prediksi para analis.