Sukses

Investor Asing Borong Saham, IHSG Menguat Tipis

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Investor asing melakukan aksi beli pada pagi ini.

Pada pembukaan perdagangan saham, Kamis (2/6/2016) pukul 09.00 WIB, IHSG melemah terbatas ,058 poin atau 0,02 persen ke level 4.837,74. Indeks saham LQ45 turun 0,07 persen ke level 828,17. Sebagian besar indeks saham acuan melemah pada perdagangan hari. Namun gerak IHSG berbalik pada pukul 09.05 WIB. IHSG menguat 1,36 persen atau 0,03 persen ke angka 4.841,10.

Ada sebanyak 60 saham yang bisa mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 26 saham melemah dan 65 saham lainnya diam di tempat.

Di awal sesi perdagangan saham, IHSG sempat berada di level tertinggi 4.842,83 dan terendah 4.834,19. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.709 kali dengan volume perdagangan saham 113 juta saham. Nilai transaksi harian mencapai Rp 135 miliar.

Pada perdagangan saham Kamis pagi ini, investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 8 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 8 miliar.

Berdasarkan data RTI, sebagian besar sektor saham menguat. Penguatan terbesar dibukukan oleh sektor perdagangan yang naik 0,51 persen dan disusul oleh sektor saham pertambangan yang menguat 0,38 persen.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham TIRT naik 7,89 persen ke level Rp 137 per saham, saham VINS mendaki 6,94 persen ke level Rp 77 per saham, dan saham BTON menguat 6,93 persen ke level Rp 540 per saham.

Sedangkan saham yang melemah antara lain saham BIKA turun 5,88 persen ke level Rp 880 per saham, saham LMPI melemah 5,77 persen ke level Rp 98 per saham, dan saham VIVA tergelincir 5,28 persen ke level Rp 360 per saham.

Analis PT BNI Securities Maxi Liesyaputra menjelaskan, beberapa sentimen negatif membuat IHSG sulit untuk bergerak naik. Salah satu sentimen tersebut adalah Standard and Poor’s (S&P) mempertahankan level BB+ untuk surat jangka panjang dan B untuk jangka pendek Indonesia. "Lembaga rating tersebut masih belum memberikan peringkat investment grade terhadap Indonesia," jelasnya.

Namun peringkat Indonesia dalam 12 bulan ke depan masih mungkin untuk naik ke level investment grade bila pemerintah Indonesia mampu memperbaiki kerangka fiskal, meningkatkan belanja yang berkualitas dan menurunkan defisit anggaran.

"Untuk hari ini kami perkirakan indeks berpotensi untuk berbalik arah atau mengalami koreksi dengan kisaran pergerakan antara 4790 sampai 4850," tutupnya.

Video Terkini