Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Senin pekan ini. Pelaku pasar menunggu pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserves sedangkan dari dalam negeri sepi sentimen.
Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menuturkan, IHSG akan bergerak di kisaran 4.800-4.950 pada awal pekan ini.
Ia menilai, sentimen utama yang mempengaruhi laju IHSG yaitu pelaku pasar menunggu kabar hasil pertemuan bank sentral AS atau The Federal Reserves/The Fed. Sedangkan dari dalam negeri, Kiswoyo menuturkan data ekonomi dalam negeri seperti neraca perdagangan belum akan pengaruhi IHSG.
"Dari dalam negeri belum ada sentimen Pelaku pasar menunggu kabar the Fed. Pelaku pasar sudah siap untuk bank sentral AS naikkan suku bunga. Bila The Fed tetapi mempertahankan juga tidak menjadi masalah," kata Kiswoyo saat dihubungi Liputan6.com, Senin (13/6/2016).
Baca Juga
Kiswoyo menuturkan, sentimen cenderung sepi lantaran ada kegiatan Euro 2016 dan puasa. Hal itu membuat IHSG cenderung mendatar.
Hal senada dikatakan Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya. Ia menuturkan, IHSG berpotensi menguat.
Advertisement
Kenaikan IHSG ditunjang dari kenaikan harga komoditas dan potensi tertundanya kenaikan suku bunga acuan The Fed. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga menguat jelang Lebaran.
"IHSG masih terlihat dalam pola uptren untuk pergerakan dengan waktu jangka pendek. Level support 4.856 terlihat akan coba diuji melihat dari tekanan yang terjadi. Namun jika melihat dari sis aliran dana investor yang masuk malah menunjukkan kalau potensi kenaikan IHSG untuk menembus level resistance 4.945 terlihat cukup besar," ujar William.
Untuk rekomendasi saham, William memilih sejumlah saham yang dapat dicermati pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Sedangkan Kiswoyo memilih saham INDF, UNVR, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan PT Steel Pipe Industry Tbk (ISSP). (Ahm/Ndw)