Sukses

Bursa Asia Susut Picu IHSG Melemah 40 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 40,83 poin atau 0,84 persen ke level 4.807,22.

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan saham awal pekan ini. Pelemahan IHSG itu didorong dari bursa saham regional yang tertekan.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (13/6/2016), IHSG turun 40,83 poin atau 0,84 persen ke level 4.807,22. Indeks saham LQ45 susut 0,93 persen ke level 819,76. Seluruh indeks saham kompak acuan melemah.

Pada awal pekan ini, IHSG sempat sentuh level tertinggi 4.838,02 dan terendah 4.807,22. Ada sebanyak 220 saham yang melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. 91 saham lainnya diam di tempat dan 77 saham menguat.

Transaksi saham pun tidak terlalu ramai di awal pekan ini. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 187.606 kali dengan volume perdagangan 7,8 milar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 3,8 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 291 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 300 miliar.

Saham-saham yang mencatatkan sebagai penguatan terbesar antara lain saham HADE naik 30,77 persen ke level Rp 85, saham BUMI menguat 22,39 persen ke level Rp 82 per saham, dan saham BEKS mendaki 21,13 persen ke level Rp 86.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham BRMS melemah 8,93 persen ke level Rp 51 per saham, saham NOBU susut 8,85 persen ke level Rp 412 per saham, dan saham INAF susut 8,24 persen ke level Rp 1.280 per saham.

Pada perdagangan Senin sore ini, posisi dolar AS di kisaran Rp 13.300. Bursa saham Asia pun kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang melemah 2,52 persen ke level 20.512. Indeks saham Korea Selatan Kospi susut 1,91 persen ke level 1.979,06. Indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 3,51 persen ke level 16.019.

Sedangkan indeks saham Shanghai melemah 3,21 persen ke level 2.833,07. Indeks saham Singapura tergelincir 1,33 persen ke level 2.785,43. Indeks saham Taiwan merosot 2,06 persen ke level 8.536.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan pelaku pasar menanti hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserves soal suku bunga, dan juga hasil pertemuan Bank Indonesia. Hal itu membuat IHSG tertekan.

William menuturkan, the Federal Reserves masih akan tetap mempertahankan suku bunga pada pertengahan Juni ini. Lantaran data-data ekonomi Amerika Serikat, menurut William belum terlalu baik.

"Jadi momennya menunggu Fed Fund Rate dan harga komoditas terlihat ada tekanan. Selain itu aliran dana investor asing keluar dari pasar juga masih aman," tutur William saat dihubungi Liputan6.com. (Ahm/Ndw)