Sukses

Alat Berat Lesu, United Tractors Genjot Bus untuk Transjakarta

PT United Tractors Tbk menggenjot penjualan produk ke sektor transportasi dan logistik di tengah industri batu bara lesu.

Liputan6.com, Jakarta - PT United Tractors Tbk (UNTR) menggenjot penjualan produk lainnya di sektor transportasi dan logistik di tengah penjualan alat berat melemah lantaran industri batu bara yang lesu.

Investor Relation PT United Tractors Tbk Ari Setiyawan menuturkan, sektor tambang belum akan pulih pada 2016. Perseroan pun menargetkan penjualan alat berat dan produk lainnya sekitar 2.000 unit.

Target ini turun dari realisasi tahun lalu 2.124 unit. Total penjualan alat berat mencapai 689 unit hingga April 2016. Perseroan pun mengantisipasi dengan menggenjot penjualan produk lainnya di sektor transportasi dan logistik.

Ari mengatakan, pihaknya menargetkan penjualan truk dan bus Scania sekitar 1.000 unit pada 2016. Target itu cukup tinggi, mengingat tahun lalu saja perseroan menjual truk dan bus Scania sekitar 233 unit.

Hingga April 2016, perseroan telah menjual sekitar 334 unit.  Ari menuturkan, Pihaknya telah mendapatkan order bus Scania untuk kebutuhan armada Transjakarta. Perseroan fokus memasok bus tersebut sejak 2013-2014.

"Bus Scania untuk Transjakarta. Bila tahun lalu kami memasarkan bus double. Kini kami mendapatkan order dari Transjakarta untuk bus single yang panjangnya sekitar 13 meter. Untuk bus single ini sekitar 100 unit untuk Transjakarta. Tahun lalu penjualannya sekitar 51 unit. Kini kuartal kedua saja sudah 56 unit. Ini juga lewat operator," ujar Ari seperti ditulis pada Selasa (14/6/2016).

Terkait kinerja anak usaha perseroan yaitu PT Acset Indonusa Tbk, Ari menuturkan, kontrak baru yang telah didapat Acset mencapai Rp 2,4 triliun per April 2016. "Kontrak baru itu berasal dari kontrak existing Indonesia One. Ada juga beberapa kontrak lainnya untuk swasta antara lain gedung dan fondasi," ujar Ari.

Ari menuturkan, anak usaha perseroan tersebut dapat memperoleh kontrak baru mencapai Rp 3,5 triliun pada tahun ini. Dalam dua tahun diharapkan kontrak baru dapat di atas Rp 3 triliun. (Ahm/Ndw)