Liputan6.com, London - Bursa saham Eropa menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini di tengah referendum Inggris. Investor mengharapkan Inggris tetap bertahan di Uni Eropa.
Mengutip laman Reuters, Kamis (23/6/2016), penguatan bursa saham Eropa juga ditopang dari sektor saham tambang yang didorong kenaikan harga tembaga. Indeks Stoxx 600 dan FTSEurofirst 300 masing-masing naik 0,5 persen. Indeks saham Inggris/UK FTSE juga menguat 0,7 persen.
Indeks saham acuan lainnya di bursa Eropa pun menguat. Indeks saham Prancis CAC 40 dibuka menguat 0,8 persen ke level 4.410,21. Indeks saham Jerman DAX mendaki 0,6 persen ke level 10.134,83.
Saham Tesco pun mencatatkan penguatan terbesar pada Kamis pekan ini. Saham Tesco menguat tiga persen setelah mencatatkan penjualan baik secara kuartalan.
Baca Juga
Tak hanya bursa saham positif, mata uang Inggris pound sterling pun mencatatkan kenaikan tertinggi dalam enam bulan. Pound berada di kisaran US$ 1.4846 pada awal perdagangan dalam sesai Asia.
Seperti diketahui, pada Kamis 23 Juni 2016, Inggris melakukan referendum yang memutuskan apakah tetap bertahan di Uni Eropa atau tidak. Untuk memilih, tempat pemungutan suara (TPS) dibuka antara pukul 07.00 hingga 22.00 waktu setempat.
Mengutip laman BBC, diperkirakan 46,5 juta orang berhak ambil bagian dalam pemungutan suara. Jumlah ini menjadi rekor terbanyak untuk peserta pemilihan di Inggris. Jumlah tersebut hanya selisih sedikit dari pemilu parlemen pada 2015 lalu.
Gelaran ini merupakan referendum nasional ketiga dalam sejarah Inggris, setelah terjadi empat bulan lalu -- kampanye 'Leave vs Remain'.
"Should the United Kingdom remain a member of the European Union or leave the European Union?" atau "haruskah Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa atau lepas?" demikian isi kertas suara dalam referendum Brexit tersebut.
Siapa pun yang mendapat lebih dari setengah dari semua suara, akan dianggap menang dalam referendum untuk keluar atau tetap bersama Uni Eropa. Hasil referendum diprediksi akan sengit, menyusul perkiraan bahwa jumlah suara pro-Brexit selisih tipis dengan yang kontra. (Ahm/Ndw)