Sukses

Obligasi Angkasa Pura II Kelebihan Peminat hingga 4 Kali

Angkasa Pura II telah mencatatkan obligasi I di PT Bursa Efek Indonesia dengan nilai Rp 2 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura II menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun. Sebagian besar dari dana hasil penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk mengembangkan Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten. Obligasi Angkasa Pura II ini cukup diminati investor.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (AP II) Budi Karya Sumadi mengatakan, obligasi yang diterbitkan perseroan dibanjiri peminat. Buktinya, terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribe hingga 3,8 kali.

Perseroan telah mencatatkan obligasi I di PT Bursa Efek Indonesia dengan nilai Rp 2 triliun. Sebanyak 92 persen dana obligasi akan digunakan untuk pengembangan Bandara Soekarno-Hatta dan sisanya untuk pengembangan bandara lain yang dikelola AP II.

"Menurut catatan (oversubscribe) 3,8 kali, hampir 4 kali. Alhamdulilah dapat kepercayaan. Terima kasih tim AP II walaupun pertama kali kerjanya luar biasa," kata dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (7/1/2016).

Obligasi Angkasa Pura II terdiri dari tiga seri, pertama Seri A (APIA01A) dengan nominal Rp 1 triliun. Bunga untuk obligasi Seri A sebesar 8,60 persen dengan jangka waktu 5 tahun.

Ke dua, obligasi Seri B‎ (APIA01B‎) dengan nominal Rp 100 miliar. Adapun bunganya 8,80 persen dengan jangka waktu 7 tahun. Terakhir, obligasi Seri C‎ (APIA01C) memiliki nominal Rp 900 miliar. Tingkat bunga obligasi ini sebesar 9,00 persen dan dalam jangka waktu 10 tahun.

‎Lebih lanjut, pada tahun ini Angkasa Pura II mengalokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 10 triliun sampai Rp 11 triliun. Dana tersebut, diperoleh dari beragam sumber pendanaan seperti ‎pinjaman sindikasi bank dan obligasi.

"‎Kita kan ada beberapa sumber, yaitu 3 bank, SMI dan kawan-kawan, obligasi dan internal. Dari internal setahun kira-kira Rp 3 triliun. Sindikasi plafon Rp 4 triliun, kita ambil Rp 2 triliun. SMI Rp 2 triliun, dan ini (obligasi) Rp 2 triliun. Kurang lebih Rp 10 triliun," tandas dia.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.