Sukses

Wall Street Kembali Mencetak Rekor

Setelah tiga hari menguat karena data ekonomi, kini pasar saham terfokus ke pertemuan Bank of England (BoE).

Liputan6.com, New York - Wall Street tetap melaju pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Dengan indeks S & P 500 dan Dow kembali mencetak rekor tertingginya, terdorong investor yang mengharapkan perolehan laba di kuartal II akan tetap mendorong pasar.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 24,45 poin atau 0,13 persen ke posisi 18.372,12. Sementara indeks S&P 500 naik 0,29 poin atau 0,01 persen menjadi 2.152,43 dan Nasdaq Composite turun 17,09 poin atau 0,34 persen ke posisi 5.005,73. Adapun indeks S & P dan Dow ditutup mencapai rekor tertingginya.

Setelah tiga hari menguat karena data ekonomi, kini pasar terfokus ke pertemuan Bank of England (BoE) yang diperkirakan akan mencoba pelonggaran kuantitatif sebagai upaya untuk melindungi ekonominya dari dampak hengkangnya Inggris dari Eropa pada bulan lalu.

Selain itu, dukungan lanjutan dari kebijakan moneter di negara maju dan data ekonomi yang kuat di Amerika Serikat telah memberikan alasan  bagi pertumbuhan di pasar saham.

"Sangat bias adalah untuk memperpanjang reli saat ini terutama karena data (ekonomi AS) yang sudah mendukung sejauh ini," kata Brian Jacobsen, Kepala Strategi Portofolio di Wells Fargo Funds Management di Menomonee Falls, Wisconsin.

Sekitar 6,5 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah rata-rata harian selama 20 sesi terakhir sebesar miliar 7,8 miliar.

Sebelumnya pada Selasa, reli panjang mengangkat indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Averange (DJIA) menuju level tertinggi sehingga mencetak rekor pada penutupan perdagangan. Pendorong kenaikan indeks acuan di Wall Street tersebut karena kenaikan yang tajam pada harga minyak dan perbaikan data-data ekonomi Amerika Serikat (AS).

Pelaku pasar juga melihat data ekonomi AS positif pada akhir pekan lalu. Jumlah tenaga kerja AS mampu bertambah 287 ribu untuk perhitungan Juni dan pertambahan tersebut berada di atas konsensus para ekonom. Sentimen itu berdampak positif ke bursa saham setelah sebelumnya terus tertekan akibat keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa.

Video Terkini