Sukses

Dibayangi Aksi Jual, IHSG Berpotensi Melemah

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Securities memperkirakan IHSG bergerak pada level support 5.045 dan resistance 5.178.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan kembali tertekan pada perdagangan saham Jumat (15/7/2016). IHSG ‎diperkirakan akan bergerak pada support 5.000 dan resistance 5.100.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menerangkan, pada perdagangan saham kemarin IHSG tertekan karena aksi jual investor setelah sebelumnya selama tiga hari berturut-turut membukukan penguatan. Pada perdagangan saham kemarin, IHSG melemah 50,39 poin ke level 5.083,54.

"‎Seluruh sektor terlihat mengalami aksi jual setelah penguatan yang signifikan hingga mencetak harga tertinggi baru pada tahun ini," kata dia, Jakarta, Jumat (15/7/2016).

Namun meskipun IHSG tertekan, investor asing masing terlihat cukup optimistis. Terlihat, investor asing masih mencatatkan aksi beli Rp 511,03 miliar.

Sementara, Bursa Asia ditutup variatif pada perdagangan saham kemarin. Penguatan Bursa Asia dipimpin oleh Bursa Jepang.

"‎Yen melanjutkan tren negatifnya dan data penempatan dana investor asing di obligasi Jepang naik signifikan pada awal bulan ini di saat spekulasi PM Shinzo Abe mempertimbangkan stimulus baru untuk menghidupkan kembali ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut," jelas dia.

Lanjar memperkirakan IHSG ‎bergerak pada support 5.000 dan resistance pada 5.100.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Securities memperkirakan IHSG bergerak pada level support 5.045 dan resistance 5.178. Dia bilang, IHSG berpotensi menguat pada perdagangan saham hari ini.

"Konsolidasi wajar pasca reli naik beberapa hari adalah momentum wajar yang dapat dimanfaatkan investor untuk melakukan akumulasi pembelian yang tentunya dengan strategi terarah. Pola gerak IHSG masih menunjukkan potensi kuat untuk melanjutkan pola up trend jangka pendeknya," ujar dia.

William merekomendasikan beberapa saham antara lain, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Video Terkini