Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan awal pekan ini. Minimnya aksi beli pemodal asing menjadi salah satu pendorong pelemahan IHSG.Â
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (15/8/2016), IHSG turun 56,63 poin atau 1,05 persen ke level 5.320,56. Indeks saham LQ45 melemah 1,03 persen ke level 912,05. Sebagian besar indeks saham acuan melemah kecuali Indeks Infobank25.
Ada sebanyak 253 saham melemah sehingga dorong IHSG ke zona merah. Sedangkan 91 saham menguat dan 64 saham diam di tempat. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 271.717 kali dengan volume perdagangan 7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,3 triliun.
Advertisement
Baca Juga
Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 228 miliar di pasar reguler.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham perkebunan yang naik 0,64 persen dan sektor saham keuangan yang naik 0,05 persen.
Sektor saham infrastruktur melemah 2,34 persen, dan mencatatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham pertambangan tergelincir 1,74 persen dan sektor saham konstruksi susut 1,66 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham AIMS naik 25,71 persen ke level Rp 220 per saham, saham NIKL menanjak 23,85 persen ke level Rp 805 per saham, dan saham TIRA mendaki 23,53 persen ke level Rp 210 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham LCGP turun 10 persen ke level Rp 126 per saham, saham NAGA tergelincir 10 persen ke level Rp 198 per saham, dan saham SUGI susut 9,95 persen ke level Rp 172 per saham.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo menjelaskan, salah satu pendorong pelemahan IHSG adalah minimnya aksi aksi beli oleh pemodal asing.
Selain itu beberapa saham juga telah menunjukkan sinyal pelemahan di awal perdagangan karena telah jenuh beli sehingga menjadi pendorong pelemahan IHSG. (Gdn/Ndw)