Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG bergerak dalam tekanan di tengah arus aliran dana investor asing yang masih terjadi. Pola tekanan menurut William masih wajar. Selain itu juga belum mengubah pola pergerakan dalam jangka menengah.
"Level support IHSG 5.288 perlu terjaga dengan kuat agar pola gerak IHSG masih dapat dipertahankan dengan baik. Sedangkan level resistance berada di 5.458 perlu ditembus," kata dia dalam ulasannya, Selasa (16/8/2016).
William menilai, potensi kenaikan masih cukup besar pada perdagangan Selasa pekan ini. Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko menuturkan aksi jual akibat keadaan jenuh beli dan volatilitas regional di lawan oleh pelaku yang optimistis terhadap sentimen positif dari penurunan pajak korporasi.
Baca Juga
Ia pun merekomendasikan akumulasi saham berkapitalisasi besar dan lapis kedua untuk melanjutkan kenaikan berikutnya dengan resistance jangka pendek di 5.400.
Advertisement
"IHSG akan bergerak di kisaran support 5.290-5.210-5.040 dan resistance 5.400-5.460-5.525-5.590-5.650," kata dia.
Rekomendasi Saham
Yuganur merekomendasikan sejumlah saham yang dapat dicermati pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Sentul City Tbk (BKSL).
Sedangkan William memilih saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Rekomendasi Teknikal
Yuganur memilih saham PT Bank Mandiri Tbk untuk dicermati pelaku pasar. Secara teknikal pola perbaikan jangka pendek dan menengah ini membuatnya menarik untuk diakumulasi melihat kinerja harapan dengan skenario kenaikan berikutnya menuju resistance psikologis Rp 11.350-Rp 11.500.
Ia merekomendasikan masuk saham PT Bank Mandiri Tbk di level pertama Rp 10.975, level kedua Rp 10.875, dan cut loss point Rp 10.725. (Ahm/Ndw)