Liputan6.com, New York - Wall Street bergerak melemah pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong penurunan bursa saham di Amerika Serikat (AS) tersebut adalah komentar dari pejabat Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) yang memicu spekulasi kenaikan suku bunga tahun ini.
Mengutip Reuters, Rabu (17/8/2016), Dow Jones Industrial Average melemah 84,03 poin atau 0,45 persen, ke angka 18.552,02. Indeks S&P 500 juga turun 12 poin atau 0,55 persen ke level 2.178,15. Sedangkan Nasdaq Composite kehilangan 34,90 poin atau 0,66 persen ke angka 5.227,11.
Advertisement
Baca Juga
Di dalam Indeks S&P 500, sektor telekomunikasi menjadi sektor yang paling sensitif terhadap rencana perubahan suku bunga The Fed. Sektor tersebut menjadi pemimpin penurunan pada perdagangan Selasa. Saham sektor telekomunikasi melemah 2,1 persen.
Pejabat Bank Sentral AS New York William Dudley mengatakan, kenaikan suku bunga bisa terjadi pada September nanti. Sementara Presiden The Fed Atlanta Dennis Lockhart mengatakan bahwa jika dilihat dari data ekonomi yang ada saat ini ada kemungkinan yang cukup juga terdapat satu kali kenaikan suku bunga sebelum akhir tahun nanti.
Dudley mengutip data mengenai upah dan pasar tenaga kerja yang cukup baik sehingga bisa mendorong angka inflasi. Komentar dari para pejabat The Fed ini keluar menjelang pertemuan yang dilakukan oleh para bankir bank sentral seluruh dunia pada pekan depan di Wyoming.
"Saya berpikir kebanyakan orang menginginkan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga pada September nanti. Data yang ada sudah menunjukkan hal tersebut," jelas analis JonesTrading, Greenwich, Connecticut, Michael O'Rourke.
Selama ini harapan akan suku bunga rendah menjadi tenaga atau pendorong kenaikan Wall Street. Indeks S&P 500 membukukan 10 kali rekor tertinggi perdagangan sepanjang tahun ini. Dengan adanya komentar-komentar dari para pejabat Bank Sentral AS bahwa kemungkinan akan ada kenaikan suku bunga menjadi sentimen negatif bagi bursa AS.
Investor akan terus meneliti hasil pertemuan dari Bank Sentral AS yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat. Jika memang petunjuk kenaikan suku bunga sangat terlihat maka bukan tidak mungkin Wall Street akan terus tertekan. (Gdn/Ndw)