Sukses

BI Ubah Acuan Suku Bunga, Ini Gerak Saham Bank

Bank Indonesia akan menerapkan suku bunga acuan baru menjadi 7-day reverse repo rate pada 19 Agustus 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Perubahan BI Rate menjadi 7-day reverse repo rate mulai berlaku pada Jumat 19 Agustus 2016. Lalu bagaimana dampak perubahan suku bunga acuan ini terhadap pergerakan saham bank?

Berdasarkan data RTI, Jumat (19/8/2016), sektor saham keuangan naik 0,38 persen pada sesi pertama perdagangan saham Jumat pekan ini. Saham-saham bank yang menguat paling besar antara lain saham PT Bank Rakyat Indonesia Agro Tbk (AGRO) naik 11,04 persen menjadi Rp 342 per saham, saham PT Bank Pan Indonesia Tbk naik 4,23 persen ke level Rp 985 per saham, dan saham PT Bank Agris Tbk menguat 3,26 persen ke level Rp 95 per saham.

Lalu bagaimana gerak saham bank pemerintah? Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 1,03 persen ke level Rp 11.975 per saham, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) stagnan di level Rp 5.875 per saham, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menguat 1,53 persen ke level Rp 11.600 per saham, dan saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) naik 1,56 persen ke level Rp 1.955 per saham.

Direktur PT Avere Investama Teguh Hidayat menuturkan BI telah  mengumumkan perubahan suku bunga acuan sejak April 2016. Ketika itu pelaku pasar sudah merespons sentimen tersebut.

"Saat itu IHSG baik-baik saja, saham-saham bank turun. Setelah pada Februari 2016 ada soal NIM sehingga membuat saham bank turun kemudian dua bulan berikutnya (April) ada pengumuman 7 day reverse repo rate," kata dia saat dihubungi Liputan6.com seperti ditulis Jumat (19/8/2016)

Kini perubahan 7 day reverse repo rate mulai berlaku pada Jumat pekan ini, Teguh menilai belum berdampak ke pergerakan saham bank di pasar modal Indonesia. Ia menuturkan, kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak positif pada Agustus 2016 lebih mendominasi sehingga mendukung pergerakan saham bank.

"Tidak ada dampaknya (harga saham bank). Saya pikir tidak ada pengaruhnya," kata dia.

Teguh menilai, saat ini cenderung minim sentimen untuk saham bank. Pelaku pasar lebih fokus memperhatikan soal infrastruktur dan perkembangan pengampunan pajak (tax amnesty). "Saat ini belum ada sentimen positif dan negatif," ujar Teguh.

Teguh menilai ada perubahan suku bunga acuan baru itu berdampak terhadap kinerja emiten bank dalam jangka panjang. Ia optimistis kinerja emiten bank bakal positif pada 2017. Hal itu didukung dengan pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,3 persen dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2017.

Sedangkan Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menuturkan, perubahan suku bunga acuan jadi 7 day reverse repo rate akan berdampak positif untuk pergerakan saham bank. Ia menilai, 7 day reverse repo rate berada di kisaran 5,25 persen, dan lebih rendah dari BI di kisaran 6,5 persen akan berdampak ke kinerja bank.

Ekonom PT Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy pernah menuturkan ada perubahan suku bunga acuan menjadi 7 day reverse repo rate itu akan membantu percepat penurunan suku bunga terutama kredit.

Ia memandang penurunan suku bunga sudah terjadi. Ini terlihat dari imbal hasil surat utang negara (SUN) yang cenderung turun. Leo menuturkan, selain BI Rate turun, ada aliran dana investor asing ke SUN juga menurunkan imbal hasil SUN.

"Menurut saya tren penurunan suku bunga sudah terjadi. Ditunggu penurunan suku bunga kredit. 7 day reverse repo rate akan membuat tranmisi jadi lebih cepat," ujar dia.

Rekomendasi Saham

Seperti diketahui, perubahan suku bunga acuan menjadi 7 day reverse repo rate juga turut mengubah acuan rate sertifikat Bank Indonesia (SBI) 12 bulan menjadi reverse repo rate dengan tenor tujuh hari. Saat ini BI Rate berada di level 6,5 persen. Sedangkan BI 7-day reverse repo rate 5,25 persen.

Untuk rekomendasi saham bank, Teguh menilai saat ini saham-saham bank sudah agak mahal. "Kalau ambil posisi bukan sekarang. Bagi sudah miliki saham bank sejak awal tahun 2016 profit taking," ujar Teguh.

Sementara itu, David merekomendasikan beli saham BUMN antara lain PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). (Ahm/Ndw)

Video Terkini