Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah menjelang akhir pekan ini lantaran aksi jual yang dilakukan pelaku pasar.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (19/8/2016), IHSG melemah 45,41 poin atau 0,83 persen ke level 5.416,03. Indeks saham LQ45 menyusut 1,17 persen ke level 931,40. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Ada sebanyak 181 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sedangkan 111 saham menguat dan 111 saham lainnya diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 273.280 kali dengan volume perdagangan 6 miliar saham. Total nilai transaksi harian saham sekitar Rp 7,6 triliun.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham keuangan naik 0,04 persen. Sektor saham aneka industri melemah 2,11 persen, dan mencatatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur melemah 1,98 persen dan sektor saham perdagangan merosot 1,74 persen.
Baca Juga
Investor asing pun melakukan aksi jual sekitar Rp 340,07 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.162.
Saham-saham yang menguat pada perdagangan saham Jumat pekan ini antara lain saham PYFA naik 27,66 persen ke level Rp 180 per saham, saham KAEF menanjak 24,84 persen ke level Rp 1.910 per saham, dan saham FORU menanjak 18,72 persen ke level Rp 520 per saham.
Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham TMPO melemah 10 persen ke level Rp 144 per saham, saham BEKS tergelincir 9,88 persen ke level Rp 73 per saham, dan saham SILO susut 8,72 persen ke level Rp 10.725 per saham.
Bursa Asia pun bervariasi menjelang akhir pekan ini. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,37 persen ke level 22.937 dan indeks saham Taiwan merosot 0,97 persen ke level 9.034,27.
Sedangkan indeks saham acuan lainnya menguat. Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,04 persen ke level 2.056,24, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,36 persen ke level 16.545,82, indeks saham Shanghai menanjak 0,13 persen ke level 3.108,10, dan indeks saham Singapura menguat 0,25 persen ke level 2.844,02.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya melihat tekanan IHSG terjadi lantaran realisasi keuntungan oleh pelaku pasar menjelang akhir pekan ini. Pelaku pasar juga menanti keputusan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.
Selain itu, ada tekanan yang terjadi di saham kapitalisasi besar antara lain PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR). William menilai saat ini belum ada sentimen yang pengaruhi IHSG.
"Outflow juga sudah terlihat meski belum terlalu besar. Pelaku pasar melihat IHSG sudah tinggi," ujar William saat dihubungi Liputan6.com.
Lebih lanjut ia menuturkan, bila IHSG ditutup di kisaran 5.400 maka menunjukkan masih ada kenaikan IHSG selama sepekan.(Ahm/Ndw)
Advertisement