Liputan6.com, New York - Wall Street mampu menguat pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong Penguatan Wall Street adalah saham-saham sektor teknologi.
Selain itu data perumahan yang baru saja dirilis menjadi tanda bahwa perekonomian di Amerika Serikat (AS) telah pulih dan kemudian menjadi momentum pelaku pasar untuk mengambil aksi.
Mengutip Reuters, Rabu (24/8/2016), Dow Jones industrial average (DJIA) naik 17,88 poin atau 0,1 persen ke angka 18.547,3. S&P 500 naik 4,26 poin atau 0,2 persen ke level 2.186,9. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan kekuatan 15,48 poin atau 0,3 persen ke level 5.260,08.
Advertisement
Pada bulan sebelumnya, pelaku pasar banyak fokus kepada laporan keuangan perusahaan. Wall Street sempat cetak rekor tertinggi karena beberapa emiten mampu membukukan kinerja di atas prediksi analis.
Baca Juga
Pada bulan ini, semua laporan keuangan telah keluar. Pelaku pasar mengalihkan fokus kepada rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) yang kemungkinan besar akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.
Pidato Gubernur The Fed Janet Yellen di pertemuan bank sentral pada Jumat mendatang di Jackson Hole,Wyoming, menarik perhatian. Pelaku pasar akan melihat sinyal-sinyal yang dikeluarkan oleh Yellen.
Pertemuan ini merupakan pertemuan dari bank sentral di seluruh dunia. Acara dimulai pada Kamis dan Yellen dijadwalkan akan memberikan pidatonya pada Jumat. Acara ini merupakan gelaran tahunan.
Di tahun-tahun sebelumnya, The Fed Biasanya memberikan sinyal kebijakan yang cukup jelas dalam pertemuan ini.
Sentimen lain yang mempengaruhi gerak Wall Street adalah data penjualan perumahan di AS. Pada Selasa telah keluar data penjualan rumah baru untuk periode Juli yang angkanya cukup tak terduga.
Penjualan rumah baru di AS mencapai rekor tertinggi dalam sembilan bulan terakhir. Permintaan yang cukup tinggi mendorong tingginya penjualan rumah di AS.
"Data ini memberikan tanda yang cukup bagus bagi perekonomian dan sangat mendukung untuk mendorong kenaikan suku bunga," jelas Senior Vice President dan Managing Director of Equities BB&T Institutional Investment Advisors, Reading, Pennsylvania, AS, Terry Morris.
Selama ini skenario yang ada adalah jika data- data ekonomi seperti data inflasi dan tenaga kerja terus membaik maka The Fed akan menaikkan suku bunga. (Gdn/Nrm)