Sukses

Adaro Raup Laba US$ 122 Juta

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan pendapatan turun 15,9 persen menjadi US$ 1,17 miliar hingga semester I 2016.

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk naik tipis 2,4 persen menjadi US$ 122,11 juta hingga semester I 2016.

Namun, pendapatan usaha turun 15,93 persen turun menjadi US$ 1,17 miliar hingga semester I 2016 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 1,39 miliar.

Mengutip keterangan tertulis perseroan, Rabu (31/8/2016), pendapatan usaha turun tersebut lantaran penurunan harga jual rata-rata sekitar 17 persen dari periode sama tahun lalu. Sedangkan volume penjualan stabil 27,1 juta ton (Mt). Selain itu, perseroan produksi batu barau mencapai 25,9 juta Mt pada 2016. Target produksi batu bara sekitar 52-54 Mt pada 2016.

Beban pokok pendapatan turun menjadi US$ 873,12 juta hingga semester I 2016 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 1,09 miliar. Beban pokok pendapatan turun 21 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Adaro juga telah melakukan lindung nilai terhadap sekiar 30 persen kebutuhan bakarnya untuk sisa tahun ini pada harga yang lebih rendah dari harga yang dianggarkan pada 2016.

Ebitda Perseroan naik 4 persen di kisaran US$ 397 juta dibandingkan tahun lalu. Hal itu mencerminkan kualitas laba perusahaan. Adapun marjin Ebitda tercatat 33,8 persen.

Perseroan mencatatkan liabilitas menjadi US$ 2,601 miliar pada 30 Juni 2016 dari periode 31 Desember 2015 di kisaran 2,605 miliar. Aset naik menjadi US$ 6,04 miliar pada 30 Juni 2016.

"Kami gembira dengan adanya peningkatan dalam dinamika pasar batu bara termal akhir-akhir ini, yang ditopang oleh rasionalisasi suplai di negara-negara utama penghasil batu bara serta permintaan yang berkelanjutan," ujar Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir.

Ia menuturkan, pihaknya meyakini penurunan pasar saat ini bersifat siklikal dan fundamental jangka panjang batu bara tetap baik.

"Kami juga optimistis terhadap prospek di Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya karena negara ini akan terus bergantung pada batu bara untuk menjadi bahan bakar yang memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat," kata dia,

Selain itu, PT Adaro Energy Tbk juga akan mengembangkan motor pertumbuhan perusahaan antara lain pertambangan batu bara, pertambangan dan logistik serta ketenagalistrikan. (Ahm/Ndw)